Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri pelumas tertekan akibat pandemi corona. Penjualan industri pelumas diperkirakan akan turun dua digit di semester II 2020.
Ketua Bidang Pengembangan Asosiasi Produsen Pelumas Dalam Negeri (Aspelindo) Andria Nusa mengatakan, prospek bisnis pelumas ke depan masih baik. Andria menyebut efek pandemi Covid hanya sementara dan saat ini penjualan pelumas sudah mulai tumbuh.
"Diperkirakan industri pelumas bisa kembali normal di tahun 2021. Lantas, di semester II 2020 diperkirakan hanya turun 10%-20% saja dibandingkan 2019," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (30/7).
Baca Juga: Ingin berwirausaha? Ini cara daftar jadi mitra Pertashop atau SPBU mini Pertamina
Andria yang juga menjabat Direktur Sales dan Marketing Pertamina Lubricants ini menyebut, Pertamina Lubricants tetap membidik penjualan pelumas di bisnis sektor ritel maupun industri. Ia melihat sektor ritel lebih cepat pulih dibandingkan sektor industri.
Kalau melihat komposisi penjualannya, sektor industri berkontribusi kurang lebih 60% ke penjualan Pertamina Lubricants dan sisanya dari ritel.
Untuk tetap menjaga kelangsungan bisnis di tengah pandemi, Andria menjelaskan, khusus di sektor retail, Pertamina Lubricants memiliki program Pertamina Lubricants Home Service (PLHS) yaitu layanan ganti oli di rumah lewat telepon atau lewat aplikasi MyPertamina. Khusus untuk pemilik bengkel bisa menggunakan aplikasi power ordering untuk outlet/bengkel untuk memudahkan memesan pelumas Pertamina.
Kemudian sektor industri, Pertamina Lubricants juga memberikan berbagai layanan dan kemudahan tambahan untuk membantu mengatasi dampak wabah Covid-19.
Patrick Adhiatmadja, Presiden Direktur PT Federal Karyatama menambahkan, bisnis pelumas terpengaruh pandemi corona khususnya karena adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Sejak pertengahan Maret hingga akhir Mei 2020, bisnis kami sangat mengalami tekanan akibat corona. Beruntung sejak bulan Juni ada perbaikan volume penjualan," jelasnya.
Patrick berharap, industri pelumas dapat berangsur pulih menjelang akhir tahun, sebelum pulih total di 2021.
"Secara keseluruhan bisnis business to consumer (B2C) dan business to business (B2B) kami cukup berimbang. Prospeknya boleh dibilang cukup baik, sejalan dengan pemulihan perkenomian global pada umumnya dan juga Indonesia khususnya," kata Patrick.
Baca Juga: Pelumas Pertamina dilirik perusahaan Wilmar Group
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News