Reporter: Havid Vebri, Pravita Kusumaningtias | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Kendati hampir seluruh kebutuhan bahan baku gandum berasal dari impor, industri terigu tetap tumbuh subur di negeri ini. Terbukti, industri ini terus kedatangan pemain baru.
Data Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) menyebutkan, pada tahun 2013 ini, ada empat pemain baru yang akan meramaikan industri terigu nasional.
Mereka adalah PT Sarana Prima Makmur, PT Wilmar Flour Mills, PT Crown Flour Mills, dan PT Agrofood Makmur Mandiri. Rencananya, keempat perusahaan itu mulai beroperasi tahun ini.
Lokasi pendirian pabrik terigu ini berbeda-beda. PT Sarana Prima Makmur mendirikan pabrik di Banjarmasin, PT Wilmar Flour Mills di Gresik, PT Crown Flour Mills di Tangerang, dan PT Agrofood Makmur di Mojokerto.
Saat ini, sudah ada 21 perusahaan yang meramaikan persaingan bisnis terigu nasional. Dengan bergabungnya keempat perusahaan ini, maka total pabrik terigu di Indonesia menjadi 24 unit.
Ketua Umum Aptindo, Franciscus Welirang mengatakan, masuknya keempat pemain anyar ini bakal mengerek kapasitas produksi terigu nasional.
"Saat ini, total kapasitas giling gandum mencapai 8,1 juta ton per tahun, dengan masuknya pemain baru, maka kapasitas akan di atas itu," ujarnya saat berkunjung ke redaksi KONTAN, Kamis (14/3).
Sayang, pria yang akrab disapa Franky ini mengaku tidak tahu berapa persis kapasitas produksi dari masing-masing pendatang baru tersebut. Begitu juga dengan total investasi yang mereka siapkan.
Yang jelas, total investasi baru yang bakal mengalir ke sektor ini akan terus bertambah. Soalnya, menurut data Aptindo, masih ada tujuh perusahaan lagi yang akan membangun pabrik terigu.
Beberapa dari mereka di antaranya PT Bungasari Flour Mills dan PT Murti Jaya. Mereka ini rencananya mulai beroperasi tahun 2014.
Pasar terus tumbuh.
Kendati pemain kian banyak, Franky optimistis, persaingan di bisnis ini tetap sehat lantaran pasar terigu nasional juga terus tumbuh. Pada 2012, misalnya, konsumsi terigu mencapai 5,5 juta metrik ton, tumbuh 7,6% dari tahun 2011.
Sekitar 92% dari jumlah konsumsi itu dipenuhi produsen lokal. Hanya 8% saja yang bersumber dari impor. Selain mengandalkan pasar lokal, produsen terigu juga getol mengekspor produk terigunya ke sejumlah negara.
Direktur Eksekutif Aptindo, Ratna Sari Loppies memprediksi, konsumsi terigu tahun ini akan tumbuh lebih tinggi lagi dari tahun lalu. "Lonjakan konsumsi ini turut mendorong masuknya pemain baru itu," kata Ratna.
Hingga saat ini, PT Bogasari Flour Mills masih menguasai pasar terigu nasional dengan pangsa pasar sekitar 51%. Adapun total kapasitas produksi Bogasari lebih dari 4 juta ton per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News