kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini pemicu gerai convenience store bertumbangan


Jumat, 03 Maret 2017 / 20:55 WIB
Ini pemicu gerai convenience store bertumbangan


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Bisnis convenience store menghadapi tantangan berat di Indonesia. Terbukti, salah satu pemain di bisnis ini yakni 7-Eleven (Sevel) mulai menutup sebagian gerai-gerainya.

Apakah ini pertanda konsep bisnis covenience store atau toko eceran yang menjual berbagai produk dalam jumlah terbatas di tempat yang nyaman sudah tidak cocok di Indonesia?

Tutum Rahanta, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengatakan, konsep bisnis convenience store tidak bisa diterima di semua kawasan. Ada satu kawasan yang cocok menerapkan konsep ini, tetapi di kawasan lain tidak bisa berkembang. "Jadi tidak bisa dikatakan tidak cocok di Indonesia. ini tergantung kesesuaian konsep yang ditawarkan dengan market di suatu kawasan," jelasnya, Jumat (3/3).

Secara spesifik, Tutum tidak bisa menjelaskan mengapa ada pelaku bisnis yang mulai mengurangi gerai. Namun secara umum, dia menyebut, ada empat faktor penyebab gerai-gerai convenience store mulai berguguran.

Pertama, penutupan gerai dilakukan berdasarkan pertimbangan bisnis. Jika terus merugi maka satu-satunya pilihan yang harus dilakukan adalah dengan menghentikan operasional.

Kedua, adanya aturan pemerintah yang membuat bisnis mereka terganggu. Misalnya, adanya pelarangan penjualan produk tertentu dan adanya pelarangan parkir di suatu kawasan tertentu. "Padahal yang dilarang tadi adalah pangsa pasar sebuah gerai sebelumnya." kata Tutum.

Ketiga, konsep bisnis yang ditawarkan suatu perusahaan tidak sesuai dengan market yang ada alias salah lokasi. Dan Keempat, perkembangan kondisi ekonomi makro saat ini memang masih lesu sehingga daya beli masyarakat juga masih lambat.

Menurut Tutum, sebetulnya banyak perusahaan convenience store yang menutup gerai dengan pertimbangan bisnis. Jika yang tertutup hanya satu dua gerai tidak akan mengganggu bisnis perusahaan tersebut apalagi jika memiliki banyak gerai. Namun, bagi perusahaan yang gerainya sedikit, tutup satu toko saja akan berdampak besar kepada mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×