kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini penyebab kinerja Unilever (UNVR) tertekan di semester pertama 2021


Rabu, 01 September 2021 / 19:43 WIB
Ini penyebab kinerja Unilever (UNVR) tertekan di semester pertama 2021
ILUSTRASI. Pada paruh pertama 2021, pendapatan Unilever (UNVR) turun 7,34% menjadi Rp 20,17 triliun.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) masih terbebani kenaikan harga komoditas dan persaingan yang ketat di sektor fast moving consumer goods (FMCG). Hal tersebut mengakibatkan tekanan pada kinerja di semester pertama 2021 meski ada indikasii pemulihan di kuartal kedua 2021.

Direktur Unilever Arif Hudaya menuturkan, kinerja Unilever sepanjang semester pertama 2021 dipenuhi dengan tantangan. Salah satunya ketidakpastian akibat pandemi Covid-19. 

"Namun berubah dengan kondisi yang sedang dihadapi," ujarnya dalam paparan publik virtual, Rabu (1/9)

Baca Juga: Ini strategi Unilever (UNVR) di tengah pergeseran bisnis barang konsumsi

Pada paruh pertama 2021, pendapatan Unilever mencapai Rp 20,17 triliun. Realisasi itu turun 7,34% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 21,77 triliun.

Arif menjelaskan, penurunan tersebut akibat tingginya perbandingan dengan penjualan pada kuartal pertama 2020 sebelum terjadi pandemi Covid-19. Selain itu juga akibat meningkatnya kompetisi di berbagai segmen terutama value segment.

"Selama periode ini, harga jual juga relatif flat," sambung Arif. Akibatnya, margin laba kotor Unilever turun 58 bps ke 50,8%. Di sisi lain, kenaikan harga komoditas juga berdampak pada pembelian bahan baku emiten barang konsumsi ini.

Baca Juga: Margin Emiten Konsumer Menipis

Selama enam bulan pertama, UNVR membukukan laba bersih sebesar Rp 3 triliun atau turun 15,9% secara tahunan. Adapun laba sebelum bunga, pajak, penyusutan, dan amortisasi (EBITDA) tercatat turun 13,98% menjadi Rp 4,55 triliun pada semester pertama 2021 dari Rp 5,29 triliun di semester pertama 2021.

Menyiasati hal tersebut, Arif menuturkan pihaknya akan tetap mengeluarkan biaya media dan promosi di tengah keterbatasan daya beli masyarakat. Menurut dia, hal itu penting bagi perusahaan untuk tetap menjadi yang terdepan dan kompetitif.

 

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (1/9) saham UNVR ditutup menguat 1,23% ke level Rp 4.100 per saham. Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana melihat selama masih berada di atas Rp 4.010 sebagai level support, maka pihaknya memperkirakan harga saham UNVR masih cenderung bergerak menguat.

"Namun demikian apabila dilihat dari indikator MACD dan Stochastic belum menunjukkan konfirmasi penguatan yang cukup kuat," kata Herditya dihubungi . Oleh sebab itu, Herditya merekomendasikan speculative buy saham UNVR dengan target harga terdekat di Rp 4.180 per saham, kemudian di level Rp 4.260 per saham.

Baca Juga: Harga saham UNVR saat ini termurah sejak Mei 2012, investor harus beli atau jual?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×