kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini perbedaan pengunjung IKEA dan Courts


Minggu, 19 Oktober 2014 / 15:18 WIB
Ini perbedaan pengunjung IKEA dan Courts
ILUSTRASI. WHO telah mengumumkan berakhirnya status darurat global untuk Covid-19, namun China tetap waspada.


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Dua raksasa pengecer asing, IKEA dan Courts Megastore, sudah membuka 'tentakel'-nya di Indonesia, tepatnya di Alam Sutera, Serpong, dan Kota Harapan Indah Bekasi, dalam waktu tak terpaut jauh. 

IKEA beroperasi mulai tanggal 15 Oktober 2015, sementara Courts Megastore pada 18 Oktober 2014.

Selain itu, keduanya punya kesamaan, yakni sama-sama berasal dari daratan Eropa, satu asal Swedia, lainnya dari Inggris. Corporate colour atau warna perusahaannya pun tak jauh beda, untuk tidak dikatakan identik, yakni didominasi warna biru dan kuning. 

Lantas bagaimana konfigurasi dan profil pengunjungnya? Apakah sama juga atau justru berbeda?

Selama dua hari, Kompas.com, berkesempatan memantau langsung kedua gerai furnitur dan kelontong tersebut serta mewawancarai sejumlah pengunjung yang datang pada hari pertama pembukaan. 

Terdapat perbedaan diametral profil pengunjung kedua gerai ini. Di antaranya adalah pengunjung Courts didominasi oleh keluarga (family). Sementara pengunjung IKEA sebagian besar merupakan pasangan dan keluarga muda, bahkan tak sedikit yang masih mahasiswa atau pelajar.

Perbedaan lainnya yang mencolok adalah, konsumen IKEA sudah mengenal produk-produk dan desain yang ditawarkan. Sementara pengunjung Courts masih belum memahami diferensiasi produk yang ditawarkan dengan toko lainnya. 

"Saya datang ke IKEA dua kali. Pagi jam 10.00 dan sore, sekitar pukul 15.00. Saya tahu IKEA sejak lama dan sering beli barang di IKEA Singapura, Malaysia, dan Thailand. Jadi saya tahu banget produk IKEA seperti apa. Selain itu, di sini ada produk yang saya butuhkan," beber Ira Suci, warga Lippo Karawaci yang hobi menata interior, Rabu (15/10).

Hal senada dikatakan Ratna yang bekerja di Allianz Tower, Kuningan, Jakarta. Menurutnya, desain IKEA unik, kreatif, dan lucu-lucu. Selain itu, harganya pun terhitung kompetitif. "Saya beli pernak pernik dapur senilai Rp 1 juta," ujarnya.

Sementara Wulan (38), salah seorang pengunjung Courts mengaku penasaran saat melihat Courts yang ramai. Padahal, ia hanya berniat pergi ke toko kelontong, yang letaknya bersebelahan dengan Courts. "Saya tadi dari Giant jam 10.00, terus lewat sini kok ramai? Jadi, saya sama suami ke sini," ujar Wulan, Sabtu (18/10).

Menariknya, meski tidak menawarkan program serupa atau potongan harga, IKEA tetap diserbu puluhan ribu pengunjung.

Sementara pengunjung Courts yang mengantre sejak pukul 08.00 pagi hingga jumlahnya membeludak saat pembukaan, karena diiming-imingi program Crazy Deals dalam bentuk potongan harga hingga 70 persen. 

Wulan menuturkan, ia memang sudah mendengar kabar bahwa hari itu, Courts akan dibuka. Kabar tersebut ramai diperbincangkan oleh tetangga di sekitar rumahnya yang terletak di Kota Harapan Indah.

"Pada ngomongin, rame banget Courts, banyak diskon"," kata Wulan menirukan pembicaraan tetangganya.

Hal senada disampaikan pengunjung lainnya, Yati (45), yang tengah menunggu majikannya mengambil bonus pembelian salah satu produk Courts.

"Saya tadi habis kerja, jam 10.00 tiba-tiba diajak Ibu ke sini. Padahal Ibu nggak bilang sebelumnya kalau mau ke sini, katanya Courts rame," tutur Yati.

Saat ditemui, Yati sedang duduk dan menjaga barang-barang yang ia beli, yakni dua buah bantal. Ia juga menjaga barang yang baru dibeli majikannya, antara lain LED TV. Pembelian LED TV ini, langsung berbonus satu unit tablet.

"Padahal TV ini udah ada. Kata Ibu, buat di kamar. Tablet juga sudah ada, katanya buat anaknya," sebut Yati.

Sedangkan Ira yang tidak mendapat diskon, tetap membeli produk-produk IKEA untuk keperluan interior dapurnya. "Saya menghabiskan dana dua juta rupiah untuk membeli elemen dekorasi interior dapur," tandasnya. (Hilda B Alexander)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×