Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Jalan Tol Trans Sumatera ruas Tol Palembang-Indralaya (Palindra) yang dirancang sepanjang 22 kilometer, dengan biaya investasi Rp 3,301 triliun, masih terganjal pembebasan lahan.
Menurut Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR) Thomas Setiabudi Aden, tanah yang belum bebas seluas 29 persen karena masih tidak jelas kepemilikannya.
"Itu di luar kendali kami, karena ada kepemilikan ganda, ada juga permasalahan tuntutan warga. Dari 220 hektar sudah terbebaskan 157 hektar,” ujar Thomas, Rabu (2/3/2016).
Thomas menuturkan, biaya konstruksi Tol Palindra senilai Rp 5,6 triliun, di luar pembebasan lahan Rp 135 miliar.
Pembangunannya yang menggunakan teknologi Vacuum Consolidation Methode (VCM) dibagi menjadi tiga seksi. (Baca: Pertama di Indonesia, Tol Palindra Gunakan Teknologi VCM)
Pertama, Palembang–Pamulutan sepanjang 7 kilometer. Saat ini pembebasan lahannya sudah mencapai 100 persen. Sementara pengerjaannya dijadwalkan kelar Desember 2016.
Seksi kedua adalah Pemulutan–KTM Rambutan sepanjang 5,70 kilometer dengan kondisi lahan yang telah bebas seluas 42,93 persen. Konstruksinya dilaksanakan pada Januari 2016 sampai Maret 2017.
Seksi ketiga adalah KTM Rambutan-Indralaya (9,3 kilometer) dengan kondisi lahan 40,86 persen, dan konstruksinya dilaksanakan pada Januari 2016 sampai dengan Juni 2017.
Adapun progres pembangunan jalan tol ruas tersebut sudah mencapai 11,26 persen. Kondisi ini melebih target sebesar 1,2 persen yang ditetapkan per 18 Februari 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News