kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini strategi bisnis Hotel Indonesia Natour di tahun politik


Rabu, 21 November 2018 / 12:13 WIB
Ini strategi bisnis Hotel Indonesia Natour di tahun politik
ILUSTRASI. PT JIEP Gandeng HIN Bangun Hotel 018


Reporter: Denisa Kusuma | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kegiatan politik (pemilu) akan berlangsung pada semester pertama tahun 2019. Berkaitan dengan hal tersebut, PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau HIN akan menerapakan strategi “follow the ship”. “Follow the Ship” adalah dimana HIN akan bersifat terbuka terhadap “pasar”/customers dari berbagai unsur, baik pemerintah, kegiatan atau partai politik, maupun turis dari dalam maupun luar negeri.

Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour, Iswandi Said mengatakan Hotel Indonesia Natour akan memaksimalkan potensi besar MICE selama periode/kurun waktu 2019. “Selain itu juga kami menerapkan strategi dynamic pricing, dimana rate akan bersifat dinamis sesuai demand atau permintaan yang ada,” ujar Iswandi pada Kontan.co.id, Senin (19/11).

Iswandi menambahkan HIN tidak secara khusus melakukan lobi-lobi ke partai politik untuk bisa memakai tempat pertemuan di hotel bersangkutan. Namun, dengan aktivitas berbagai kegiatan dan pertemuan yang tentu akan meningkat sejalan dengan intensitas kegiatan politik yang terjadi, HIN akan memaksimalkan permintaan pasar yang ada.

Mengenai ekspansi usaha dengan membangun hotel baru lagi, Iswandi mengatakan, “PT Hotel Indonesia Natour dalam waktu dekat ini tidak akan melakukan pembangunan hotel baru, namun kami akan melanjutkan program renovasi yang dilaksanakan di seluruh hotel-hotel kami. Secara khusus kami akan melaksanakan revitalisasi hotel kami, Grand Inna Bali Beach menjadi Hotel Indonesia Bali,” ujar Iswandi.

Hotel Indonesia Bal yang dimaksudkan Iswandi akan meliputi area seluas 42 ha yang terdiri dari convention centre dengan fasilitas akomodasi, art centre serta eco-park. Program revitalisasi ini akan dilaksanakan melalui “Sinergi BUMN” Karya, yaitu PT Waskita Karya, PT Wijaya Karya, PT Hutama Karya, dan PT Pembangunan Perumahan, yang akan memakan biaya kira-kira Rp 2,8 Trilliun.

“Disamping itu, dalam pipeline kami ada 3 hotel milik BUMN yang akan segera beroperasi, masing-masing di Labuan Bajo, Sawahlunto dan daerah Bogor. Dalam kaitan aspek operasional. HIN bertindak sebagai hotel operator yang akan mengelola hotel-hotel tersebut,” ujar Iswandi.

Selanjutnya, Iswandi menjelaskan, dalam upaya meningkatkan engagement para customers, pada tahun 2019 HIN akan memperkenalkan “loyalty programme” dimana pelanggan yang melakukan “rooms booking” dengan nilai tertentu akan mendapatkan point yang akan di redeem untuk layanan atau fasilitas hotel atau bahkan dapat dimanfaatkan untuk kamar.

“Untuk proyeksi bisnis hotel di akhir tahun dan tahun depan, dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang cukup stabil bahkan terus menunjukkan tren positif (tahun depan ditargetkan sebesar 5,2%) dan dengan semakin besarnya pasar generasi milenial yang sangat menyukai kegiatan leisure dan travelling, maka bisnis hotel dinilai akan tetap prospektif ke depan,” ujar Iswandi.

Terakhir, Iswandi mengatakan di samping akan meningkatkan occupancy rate menjadi 75% dari saat ini yang rata-rata sebesar 72%, sejalan dengan berbagai perbaikan dan peningkatan fasilitas dan layanan yang dilaksanakan oleh HIN, HIN juga akan meningkatkan “average room rate” di tahun 2019 yang akan datang. (DENISA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×