kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Inter Delta rambah bisnis percetakan


Selasa, 18 Juni 2013 / 09:13 WIB
ILUSTRASI. Direktur Utama?SIPD Tommy Wattimena usai paparan publik di Jakarta, Selasa (4/8). PT Sierad Produce Tbk (SIPD) mengumumkan nama dan branding baru menjadi PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk. KONTAN/Baihaki/4/8/2020


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. Perusahaan pencetak foto dan film, PT Inter Delta Tbk, mengandalkan penjualan kertas foto Kodak untuk menunjang kinerjanya. Emiten berkode saham INTD itu menargetkan pertumbuhan pendapatan 5% tahun ini menjadi Rp 107,6 miliar, dari pendapatan tahun 2012  yang senilai Rp 102,51 miliar.

Hasan Effendi Liem, Presiden Direktur Inter Delta, sadar diri tidak mematok pertumbuhan kinerja yang tinggi di tahun ini. Pasalnya, bisnis cetak foto dan film konvensional kalah bersaing dengan teknologi digital. "Tahun lalu penjualan kami merosot karena seluruh bioskop di Tanah Air mulai menayangkan film secara digital, tidak memakai teknologi film lagi," ucap dia,
Senin(17/6).

Penjualan Inter Delta selama tahun 2012 anjlok 6,85%, menjadi Rp 102,51 miliar dari Rp 110,05 miliar di 2011. Meski begitu, penjualan kertas cetak foto tumbuh tahun lalu naik 11,6% menjadi Rp 71,80 miliar. Lini bisnis ini menyokong 70,05% terhadap total pendapatan Inter Delta.

Tren dunia digital ini membuat pasar kertas cetak foto secara keseluruhan menurun 5 juta m². Dia bilang, sebelum dunia digital booming, kebutuhan kertas cetak foto secara industri mencapai 14 juta m². Saat ini, kebutuhan kertas cetak foto hanya 9 juta m² per tahun. Dari jumlah itu, Hasan menyebut, kertas Kodak terjual sebanyak 3 juta m².

Melihat kondisi ini, Inter Delta mulai melirik lini bisnis lain. Tujuannya mengganti portofolio bisnis film yang mulai meredup.  Menurut dia, bisnis yang cukup potensial dan sejalan dengan perseroannya adalah bisnis laminating dan printing (percetakan). "Kami sedang mengembangkan portofolio bisnis  karena kami harus bisa mencari pengganti bisnis film, hingga perusahaan bisa tetap meraih pertumbuhan," paparnya lebih lanjut.

Hasan berucap, lini bisnis percetakan yang sudah digelutinya sejak awal tahun ini telah memberikan kontribusi pendapatan sekitar Rp 300 juta sampai Juni ini. Inter Delta akan terus berupaya mengerek kinerja bisnis ini  hingga mencapai Rp 1 miliar sampai tutup tahun nanti.

Sampai kuartal I–2013, Inter Delta telah mengalami pertumbuhan penjualan sebesar 20,79% dibanding periode yang sama tahun lalu, menjadi Rp 20,25 miliar. Kenaikan penjualan ini terdorong lini bisnis andalan, yaitu kertas cetak foto. Lini bisnis ini tumbuh 26,29% dari kuartal I-2012, menjadi Rp 17,89 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×