Reporter: Agung Hidayat | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Intiland Development Tbk melihat pasar properti sampai saat ini belum tumbuh secara signifikan. "Pasar properti masih berat. Namun kami tetap memandang secara optimis bahwa pasar bisa berkembang," ujar Theresia, Sekretaris Perusahaan PT Intiland Development Tbk kepada KONTAN (7/7).
Berdasarkan riset dari Premier Insight, emiten berkode DILD ini memiliki porsi market sales berada di angka 45% dari total target 2017 yakni Rp 2 triliun. Penjualan yang kontribusinya cukup besar berasal dari lahan industri Toyota Astra seluas 20 ha dengan nilai Rp 368 miliar.
Theresia mengakui bahwa lahan industri tersebut berpengaruh besar bagi target DILD. "Dari total target marketing sales 2017 yaitu Rp 2 triliun, maka penjualan lahan industri tersebut kira-kira 19% dari total target tahun ini," ujarnya.
Perusahaan ini juga dikabarkan bakal meluncurkan apartemen di Kebon Melati dan Surabaya. "Itu masuk dalam perencanaan. Kami menunggu kondisi pasar," kata Theresia. Beredar kabar, untuk apartemen di Kebon Melati harga per unit di kisaran Rp 1 miliar sampai 2 miliar dengan ukuran 39 meter persegi (m2) sampai 50 m2.
Sedangkan di Surabaya akan di luncurkan apartemen varian kecil. Mengenai detilnya, DILD akan membeberkannya segera. Yang jelas, peluncuran berbagai produk ini dilakukan demi mengerek pendapatan dan mengejar target bisnis Intiland.
Theresia menjelaskan, pencapaian marketing sales masih dari proyek-proyek yang sudah jalan, antara lain; Talaga Bestari, Serenia Hills, Aeropolis, 1Park Avenue and The Hamilton, serta Regatta yang berlokasi di Jakarta. Sementara di Surabaya ada; The Rosebay, Ngoro, Graha Natura, Spazio Tower dan Praxis.
Sedangkan recurring income berasal dari tower Intiland di Jakarta dan Surabaya, serta Spazio dan Sports Club dan Golf. Perusahaan ini masih belum banyak membeberkan proyek-proyek yang bakal dikerjakan di semester kedua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News