Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengusaha Amerika Serikat (AS) menilai pemerintah Indonesia perlu bergerak cepat untuk menarik masuknya investasi. Regulasi Indonesia masih menjadi persoalan utama yang penanaman modal.
Padahal peluang investasi di Indonesia telah dilirik oleh pengusaha dari AS. "Banyak dari peluang tersebut tidak akan dapat diwujudkan jika pemerintah tidak bergerak cepat untuk menciptakan lingkungan yang lebih ramah bagi investasi asing dengan menciptakan kepastian hukum," ujar Senior Vice President United States (U.S.) Chamber of Commerce untuk Asia, Charles Freeman, Kamis (27/9).
Pada laporan yang dibuat oleh U.S. Chamber of Commerce dan American Chamber of Commerce (AmCham) Indonesia telah menunjukkan perbaikan dalam regulasi.
Laporan tersebut memperlihatkan berbagai hambatan yang dihadapi oleh investor asing. Antara lain adalah masalah anggaran, ketergantungan pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan sedikitnya keberhasilan proyek Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Selain itu masalah perizinan, lisensi, dan pengadaan tanah pun dinilai masih sulit. Hal serupa juga diungkapkan oleh Managing Director AmCham Indonesia, Lin Neumann.
"Ada sektor penting di mana investasi asing dapat berperan lebih tetapi masih terkendala oleh peraturan," terang Neumann.
Meski begitu ada pula perbaikan yang ditunjukkan oleh pemerintah saat ini. Perbaikan layanan kesehatan dan pendidikan dinilai dapat mengembangkan tenaga kerja yang siap menghadapi ekonomi di masa mendatang.
Pada sisi perdagangan pun AS terbuka untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia. Sebelumnya saat melakukan perjalanan ke Washington DC, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita berencana membuat peta jalan untuk meningkatkan perdagangan mencapai US$ 50 miliar.
Hal itu disambut baik oleh pihak AS. "AS percaya bahwa perdagangan bilateral kita harus adil, bebas, dan saling menguntungkan sehingga dapat tumbuh secara maksimal," jelas Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph R Donovan.
Selain itu Donovan juga menegaskan pentingnya lingkungan investasi yang terbuka. Hal itu juga didukung dengan perjanjian dagang antar negara yang transparan serta konektivitas yang lebih baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News