Reporter: Mimi Silvia | Editor: Dikky Setiawan
CIKARANG. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) melalui anak usahanya PT Bekasi Power, Rabu (3/7) meresmikan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) kapasitas 130 Megawatt (MW) di kawasan industri Jababeka. Ke depan, Bekasi Power bakal terus melebarkan ekspansinya membangun PLTGU di beberapa daerah lagi.
Seluruh listrik yang bakal diproduksi PLTGU di Jababeka bakal dibeli PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan harga Rp 1.050 per kilo watt hours (kWh) hingga 20 tahun. Adapun pasokan gas untuk PLTGU tersebut didapat dari Pertamina EP dan PGN masing-masing mencapai 23 juta standar kaki kubik per hari alias million standard cubic feet per day (mmscfd).
Jababeka berharap pengoperasian PLTGU tersebut bisa menambah pundi-pundi pendapatan perusahaan dari anak usahanya, yakni PT Bekasi Power. Asal tahu saja, penjualan listrik dari PLTGU tersebut ke PLN diperkirakan bisa mencapai Rp 900 miliar per tahun. "Sebab, kami jual dengan harga premium, " ungkap Darmono, Direktur Utama PT Jababeka Tbk.
Dengan alasan itu, Darmono menyatakan, pihaknya bakal semakin bersemangat untuk terus mengembangkan proyek PLTGU di beberapa daerah lain. Daerah yang kini sedang dilirik adalah di kawasan industri Tanjung Lesung dan juga kawasan industri Cilegon. "Sampai saat ini, sedang masa penjajakan di daerah-daerah, bekerja sama dengan bupati, gubernur di seluruh Indonesia," ungkap dia saat peresmian PLTGU.
Menurut Darmono, pengembangan kawasan akan disesuaikan dengan langkah kerjasama selanjutnya dengan PLN. Menurut dia, pengembangan kawasan industri tentu saja mesti didukung pasokan listrik yang kuat.
Untuk itulah, perusahaan berani untuk melakukan terobosan demi menjamin pasokan listrik untuk industri. "Recurring income dari PLTGU ini bisa menjadi lahan bisnis yang mendukung kawasan properti. Pelanggan investor yang kebanyakan berasal dari luar negeri tentunya harus memastikan operasional kami baik," kata dia.
Dia menilai, saat ini jumlah industri di kawasan Jababeka sebanyak 1.650 dari 30 negara, dan mayoritas berasal dari negara Jepang dan Korea Selatan. Sementara jenis industrinya adalah manufaktur dan otomotif. "Fasilitas kami tangguh seperti di Singapura dan Tokyo, jadi kami juga diuntungkan," imbuh dia.
Sementara itu, Direktur Operasi Jawa, Bali dan Sumatra PLN, Ngurah Adnyana mengatakan, PLN membeli semua daya dari PLTGU tersebut. "Listrik yang dibeli dari Bekasi Power ini akan digunakan untuk memasok industri dan rumah tangga dengan tarif variatif," ujar dia.
Dapat keringanan
Sementara itu, khusus di kawasan Cikarang, pasokan listrik berasal dari Cikarang Industrindo dan juga Bekasi Power. "Separuh listrik Cikarang Industrindo dijual ke PLN. Separuh yang lain ke tenant. Sementara, Bekasi Power dijual semuanya ke PLN karena belum punya tenant," terang Adyana.
Dirjen Kelistrikan ESDM, Jarman menyatakan bahwa PLN dan pemerintah tidak dapat memenuhi kebutuhanlistrik nasional sendiri. Kemampuan pendanaan pemerintah dan PLN hanya 65%. Untuk itu, sisanya harus dikerjakan oleh pihak swasta.
Makanya, kata Jarman, pemerintah selalu mendukung proyek-proyek pembangkit listrik yang dikerjakan oleh pihak swasta. "Bentuk dukungan kami itu dengan memberi keringanan biaya masuk untuk komponen pembangkit. Komponen pembangkit listrik yang belum diproduksi dalam negeri dan harus diimpor, dapat keringanan biaya masuk di atas 10%," terang Jarman.
Kebutuhan listrik nasional hingga tahun 2020 mencapai 85.000 MW.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News