kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jababeka ingin rajut kawasan tekstil


Selasa, 11 Agustus 2015 / 10:29 WIB
Jababeka ingin rajut kawasan tekstil


Reporter: David Oliver Purba | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Pengembang kawasan industri, PT Jababeka Tbk mulai melirik pengembangan kawasan industri khusus. Atas rencana ini, emiten berkode saham KIJA di Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana membuat kluster khusus industri tekstil.

Setyono Djuandi Darmono, Chairman Jababeka bilang, pengembangan kawasan industri tekstil ini agar industri unggulan Indonesia ini bisa tersentralisasi. Adapun saat ini, lokasi industri tekstil terbesar di banyak tempat.

Agar lokasi industri tekstil ini bisa terintegrasi, Jababeka akan membuat kawasan industri khusus tekstil di Kendal, Jawa Tengah. Di daerah tersebut, Jababeka yang sudah lama melanglang buana di bisnis kawasan industri ini akan menyediakan lahan 2.700 hektare (ha). "Lahannya sudah ada, sekarang kami sedang mencari calon pembeli,” kata Darmono, Senin (10/8).

Dari 2.700 lahan yang dipersiapkan, di tahap awal, Jababeka akan mempersiapkan lahan seluas 870 ha. Sampai saat ini, proses akuisisi atau pembebasan lahan sudah mencapai 630 ha dan telah menghabiskan biaya senilai Rp 531 miliar.

Menurut Darmono, khusus untuk kluster industri tekstil ini, Jababeka bakal mempersiapkan infrastruktur yang dibutuhkan. Beberapa infrastruktur yang akan dipersiapkan adalah; pengolahan limbah, pengolahan air bersih, sentra pendidikan serta akses transportasi untuk menghemat biaya logistik ke lokasi kawasan.

Adapun, untuk seluruh rencana yang tertuang di dalam cetak biru pengembangan lahan industri tekstil ini menelan biaya yang tak sedikit. Namun sayangnya, Darmono enggan memberikan perinciannya soal investasi ini.

Mengenai harga jual lahan di kawasan industri tersebut, Darmono juga masih bungkam. Ia hanya menjelaskan, harga lahan industri di Kendal tersebut tidak akan jauh berbeda dengan harga lahan industri di daerah lain yang dibanderol di kisaran US$ 100- US$ 300 per meter persegi (m²).

Perlu diketahui, pengembangan Kawasan industri Kendal merupakan usaha Jababeka bersama dengan pengembang kawasan industri asal Singapura, yakni Sembcorp Development Indonesia Ltd. Adapun proses kepemilikan saham untuk kawasan industri ini sebesar 51% dikuasai Jababeka, sisanya 49% dikuasai Sembcorp.

Sampai saat ini, pihak Jabebaka belum mau mengungkapkan berapa nilai investasi untuk pengembangan kawasan seluas 27.000 ha tersebut. Darmono beralasan, pihaknya belum bisa menyebutkan nilai karena saat ini pihaknya masih melakukan proses akuisisi lahan. Karena proses akuisisi lahan masih terjadi, Darmono memperkirakan, luas lahan untuk kawasan industri di Kendal ini masih bisa berubah-ubah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×