Reporter: Izzatul Mazidah | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. PT Jababeka Tbk lewat anak usaha PT Jababeka Morotai tengah mendata mitra investor untuk mengembangkan kawasan Morotai yang masuk salah satu program Masterplan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Menurut SD. Darmono, Presiden Direktur Jababeka, saat ini proyek tersebut masih tahap disain dan studi kelayakan. "Kami akan segera bangun bila pemerintah daerah setempat sudah siap. Kami juga masih mendaftar nama investor asal Taiwan yang akan kami gandeng. Saat ini ada 20 investor berstatus konglomerat dari Taiwan," katanya kepada KONTAN akhir pekan lalu.
Untuk mengembangkan kawasan ekonomi khusus (KEK) Morotai, Jababeka siap menggelontorkan dana hingga Rp 6,8 triliun. Dana ini bakal dipakai untuk mengembangkan kawasan di areal seluas 1.200 hektare (ha).
Nantinya, di areal tersebut bakal dikembangkan sarana infrastruktur, kawasan industri, residensial, kawasan bisnis, resor, kawasan logistik, industri pertanian, perikanan dan industri pariwisata. Maklum, kawasan yang berlokasi di Maluku Utara ini juga terkenal akan kekayaan wisata alamnya.
Ia menjelaskan untuk membangun industri perikanan dan pertanian, pihaknya bakal menerapkan sistem penangkapan ikan terpadu (fish farming). Dengan peralatan dari Taiwan, nantinya si nelayan bisa menangkap ikan dengan efisien dan sekaligus bisa menyimpan ikan tetap terjaga kesegarannya.
Selain perikanan, pihaknya juga bakal menerapkan teknologi asal Taiwan untuk mengembnagkan produk pertanian seperti edamame, jamur shitake dan beras Jepang yang saat ini menjamur permintaannya.
Sayang, Darmono masih belum bisa memprediksi efek bisnis kawasan ini bagi kinerja Jababeka.
Kabar terbaru, Jababeka mendapat tawaran dari Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam untuk mengembangkan lahan seluas satu hektare di daerah tersebut. Tanpa menyebut lokasi, Darmono bilang lokasi ini bakal dibangun superblok berupa pusat belanja, area bisnis dan hotel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News