kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Jakarta butuh pasar ternak


Kamis, 23 September 2010 / 09:16 WIB
Jakarta butuh pasar ternak


Reporter: Ario Fajar, Asnil Bambani Amri |

JAKARTA. Permintaan daging kambing di Jakarta cukup besar dan cenderung terus meningkat saban tahun. Menurut catatan Dinas Kelautan dan Pertanian Pemerintah Prov insi (Pemprov) DKI Jakarta, kebutuhan kambing di wilayah DKI Jakarta sekitar 400-500 ekor per hari atau 12.000-15.000 ekor per bulan.

Kebutuhan kambing di Jakarta dipasok dari beberapa daerah yang merupakan sentra peternakan kambing. Daerah pemasok itu di antaranya daerah-daerah di Bogor, Lampung, Garut, dan Solo.

Menurut Dzawil Hidjah, Kepala Bidang Peternakan, Dinas Kelautan dan Pertanian, Pemprov DKI Jakarta, setiap tahun jumlah permintaan kambing terus naik. Permintaan makin melonjak terutama menjelang Hari Idul Adha atau Idul Kurban.

Maklum, banyak umat Islam merayakan ibadah kurban itu dengan menyembelih kambing. "Menjelang Idul Adha Permintaan kambing di Jakarta bisa naik sampai 1.000% daripada bulan biasa," ujar Dzawil kepada KONTAN, Rabu (22/9).

Melihat kebutuhan yang begitu tinggi, Dzawil bilang, Jakarta memang sangat membutuhkan pasar ternak. Untuk itu, instansinya sedang mempertimbangkan beberapa lokasi sebagai pasar ternak.

Salah satu lokasi yang sudah mulai dipersiapkan adalah di daerah Klender, Jakarta Timur. "Diharapkan pembangunannya akan rampung satu atau dua tahun ke depan," imbuh Dzawil tanpa merincinya lebih jelas.

Kebutuhan akan adanya pasar kambing di Jakarta juga dirasakan oleh para pedagang kambing di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Lokasi tepatnya di sekitar Jalan KH Mas Mansyur dan Jalan Haji Sabeni, Jakarta Pusat.

Di kawasan ini, terdapat sekitar 38 pedagang kambing. Walaupun hanya di emperan, rata-rata penjualan kambing di wilayah tersebut mencapai 100 ekor kambing per hari. "Para pembeli kambing dari Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat lebih suka membeli di Tanah Abang karena lebih dekat ketimbang ke Cakung," ujar Idrus Zein, Direktur Business Development Services (DBS) Harmoni, konsultan pedagang kambing di Tanah Abang, Selasa (21/9).

Oleh karena itu, para pedagang ingin Pemprov DKI juga membangun pasar kambing di Tanah Abang sebagai pasar kambing resmi.Apalagi, tempat tersebut sesungguhnya merupakan relokasi pasar kambing yang tergusur sentra grosir pakaian tahun 1980-an. "Kami sudah mengajukan surat ke gubernur," kata Idrus.

Toh usulan tersebut tampaknya ditolak Pemprov DKI. Apalagi, pembangunan pasar kambing di tengah pusat niaga seperti Tanah Abang memerlukan kajian analisis dampak lingkungan terlebih dulu. "Menurut saya, kalau pemerintah sudah menetapkan sentra kambing, pasti pembeli akan datang mencarinya walau jaraknya jauh," ujar Dzawil menanggapi usulan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×