kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

JAS melayani Saudi Airlines di Medan


Selasa, 25 November 2014 / 08:00 WIB
JAS melayani Saudi Airlines di Medan
ILUSTRASI. Nasi Jinggo, salah satu makanan khas Bali yang wajib Anda cicipi saat berkunjung ke pulau Dewata Bali


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

JAKARTA. Cuaca buruk yang menerpa bisnis aviasi di tanah air tidak hanya berdampak pada maskapai penerbangan. Perusahaan pengelola jasa ground handling pesawat PT Jasa Angkasa Semesta juga meyakini kinerjanya tahun ini akan menyusut.

Dalam lawatan ke kantor redaksi KONTAN kemarin (24/11), manajemen perusahaan  itu memperkirakan pendapatan akhir tahun 2014 tidak akan melebihi pendapatan 2013 yang sebesar Rp 930 juta. Tanpa menyebut besar penurunan pendapatan, Yoyok Priyowiwoho, Staff to Chief Executif Officer Jasa Angkasa Semesta bilang, pendapatan turun karena ada maskapai, yang menjadi kliennya, berhenti beroperasi.

Ada pula maskapai yang mengubah rute penerbangan ke bandar udara (bandara) lain. "Seperti Air Asia yang mengubah rute ke tempat yang kami belum ada di bandara itu," ujar Yoyok, mencontohkan, Senin (24/11).

Anak perusahaan PT Cardig Aero Services Tbk itu juga memprediksi pendapatan jasa mengelola lounge juga akan turun. Beberapa waktu yang lalu, perusahaan itu harus kehilangan pemasukan dari pengoperasian premier lounge di bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Penyebabnya, Jasa Angkasa kalah tender pengelolaan. Dus, sejauh ini perusahaan itu mengelola lounge di bandara Soekarno-Hatta Jakarta, bandara Juanda Surabaya dan Bandara Ngurah Rai Bali.

Beruntung, meski kehilangan sejumlah pendapatan, kesedihan Jasa Angkasa mendapat klien anyar. Adji Gunawan, President and Chief Executive Officer Jasa Angkasa Semesta bilang mulai bulan depan perusahaannya menangani jasa ground handling pesawat Boeing 747-300 milik Saudi Arabia Airlines, yang akan membuka rute ke Bandara Kualanamu Medan.

Jadi bisa bisnis ini bisa menambah pendapatan di tahun 2015. Asal tahu saja, Saudi Arabia Airlines baru saja mengantongi izin pemerintah untuk terbang tiga kali seminggu dari Kualanamu menuju Jeddah Arab Saudi. Kebetulan Saudi Arabia Airlines sudah menjadi klien JAS.

Menyambut open sky

Manajemen JAS optimistis bisa mencatatkan kinerja lebih baik tahun depan. Apalagi, tahun depan bertepatan dengan dimulainya era open sky atau kebijakan liberalisasi angkutan udara di wilayah Asia Tenggara. Ini adalah bagian dari kesepakatan penerapan masyarakat ekonomi ASEAN tahun 2015.

Nah, menyambut era open sky, JAS memprediksi akan memicu banyak maskapai penerbangan asing menerbangi Indonesia. Tak ayal, potensi JAS mengempit jasa ground handling semakin besar lagi.

Jasa Angkasa memiliki strategi khusus dengan fokus menggarap bisnis di Indonesia bagian timur. "Kami akan menambah operasi di wilayah Indonesia timur. Sekarang kami sudah punya di Ujung Pandang, Manado dan Timika," terang Adji.

Hanya sejauh ini rencana yang bisa perusahaan itu bagikan. Manajemen Jasa Angkasa belum mau blakblakan soal anggaran yang disiapkan. Dengan alasan, masih menunggu kepastian arah kebijakan pemerintah.

Hingga September 2014, manajemen perusahaan Jasa Angkasa menyatakan Jasa Angkasa berkontribusi 66% terhadap pendapatan sang induk Cardig Aero. Dengan kata lain, Jasa Angkasa adalah kontributor terbesar di antara tujuh anak perusahaan Cardig Aero.

Jika pendapatan periode ini itu Rp 1,11 triliun, berarti pendapatan Jasa Angkasa adalah Rp 732 miliar. Pendapatan itu berasal dari jasa ground handling pesawat, jasa kargo, jasa lounge dan stasiun representasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×