kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jual anak usaha Rumah Sakit, PT Timah Tbk dapat cash Rp 63 miliar dan saham di IHC


Selasa, 10 November 2020 / 10:01 WIB
Jual anak usaha Rumah Sakit, PT Timah Tbk dapat cash Rp 63 miliar dan saham di IHC
ILUSTRASI. Forum Indonesia Healthcare Corporation (IHC)


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) sudah resmi menjual 67% saham PT Rumah Sakit Bhakti Timah (RSBT) senilai Rp 63 miliar kepada Holding Rumah Sakit, PT Pertamina Bina Medika (Pertamedika IHC).

Direktur Keuangan PT Timah Wibisono mengungkapkan, pihaknya sudah menjual saham rumah sakit yang selama ini dimiliki perusahaan. "Sudah dijual, kami dapat cash Rp 63,2 miliar yang masuk." kata dia dalam pertemuan dengan editor di kawasan Bundaran HI, Jakarta, kemarin.

Selain mendapat uang cash hasil penjualan 67% saham di RSBT ke IHC. Skema lainnya adalah, PT Timah Tbk masih memiliki saham 33% di RSBT dan di Holding Rumah Sakit atau IHC TINS mendapatkan saham 1,7%. "Selain dapat uang cash, kami dapat saham di Induk Holding Rumah Sakit," terang dia.

Asal tahu saja, RSBT berdiri tanggal 18 Desember 2014 sesuai Akta Pendirian No.34 Tahun 2014. Sebelumnya RSBT dikelola sebuah yayasan bernama Yayasan Bakti Timah yang berlokasi di Pangkalpinang Bangka Belitung.

Saat ini RSBT tersebar di Pangkal Pinang, Muntok, Sungai liat, dan selebihnya ada klinik. "Ada juga klinik di Jakarta," kata dia.

Mengutip Kompas.com, pada 2017 lalu sudah dibentuk IHS sebagai holding rumah sakit. Adapun pemimpin holding adalah Pertamina yang memang sudah memiliki banyak rumah sakit di berbagai daerah. Rumah sakit Pertamina banyak tersebar di daerah-daerah yang memiliki kantong-kantong karyawan Pertamina cukup besar, seperti Cirebon, Balikpapan, Jakarta, dan Prabumulih.

Dari deretan rumah sakit besar yang dimiliki Pertamina itu, yang fasilitasnya cukup lengkap di antaranya RS Pertamina Pusat, RS Pertamina Jaya, RS Pertamina Cilacap, RS Pertamina Balikpapan, dan RS Pertamedika Tarakan.

Selain rumah sakit layanan lengkap tipe A, Pertamina juga memiliki jaringan puluhan rumah sakit tipe B dan Tipe C di sejumlah daerah. Deretan rumah sakit Pertamina lainnya antara lain Rumah Sakit Pertamina Cirebon, Rumah Sakit Pertamina Prabumulih, dan Rumah Sakit Pertamina Tanjung Kalimantan Selatan.

Lalu Rumah Sakit Pertamina Sorong, Rumah Sakit Pertamina Pangkalan Brandan, Rumah Sakit Pertamina Plaju, Rumah Sakit Pertamina Rantau Aceh, Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Lampung. Kemudian Rumah Sakit Pertamedika Ummi Rosnati Aceh, Rumah Sakit Baiturrahim Jambi, Rumah Sakit Pertamina Balongan, dan Rumah Sakit Pertamina Dumai.

Di luar Pertamina, BUMN lain yang memiliki rumah sakit mentereng antara lain Rumah Sakit Antam Media milik PT Antam Tbk di Jakarta, Rumah Sakit Pelni milik PT Pelni (Persero) di Jakarta. Rumah Sakit Krakatau Media milik PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Cilegon Banteng, Rumah Sakit Pelabuhan milik PT Pelindo II (Persero) di Jakarta, Rumah Sakit Primasatya Husada Citra milik PT Pelindo III (Persero) di Surabaya, dan Rumah Sakit Semen Gresik milik Semen Indonesia Group di Gresik.

Di luar rumah sakit besar tersebut, sejumlah perusahaan pelat merah lainnya juga memiliki jaringan rumah sakit, meski fasilitas dan layanannya relatif belum selengkap Pertamina. Beberapa BUMN lain yang memiliki bisnis rumah sakit seperti PT Timah, Holding BUMN Perkebunan atau PTPN, Pelindo I, dan PT Bukit Asam.

Sebagai informasi, dari 64 rumah sakit yang dimiliki 15 BUMN, jika disatukan maka akan memiliki 6.500 tempat tidur. Lalu, dokter umumnya sebanyak 940, dokter spesialis 1.473 dan dokter sub spesialis sebanyak 159. Adapun total ruang operasinya dari 64 rumah sakit tersebut sebanyak 126 ruangan. Diperkirakan, nantinya 64 rumah sakit tersebut akan mendapatkan pendapatan hingga Rp 8 triliun dalam satu tahunnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×