kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

KAEF bidik Rp 430 miliar tender e-catalog generik


Senin, 10 Maret 2014 / 11:56 WIB
KAEF bidik Rp 430 miliar tender e-catalog generik
ILUSTRASI. Penandatangan nota kesepahaman dengan Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Pusat Muhammadiyahyang ditandatangani oleh Vera Galuh Sugijanto, VP General Secretary Danone Indonesia dan Dr. H. Mohammad Agus Samsudin, MM, Ketua MPKU PP Muhammadiyah


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. PT Kimia Farma Tbk (KAEF) optimistis bisa bersaing dalam tender katalog elektronik (e-catalog) generik untuk pengadaan 2014. Perusahaan farmasi pelat merah ini membidik Rp 430 miliar tender e-catalog.

Sekretaris Perusahaan Kimia Farma Djoko Rusdianto menyatakan, proses pengadaan obat generik tahun ini ada tujuh tahap. Setiap tahapan memiliki jenis dan item obat yang berbeda-beda.

"Tahap pertama sudah diumumkan baru-baru ini. Kami mendapatkan Rp 130 miliar. Masih ada enam tahap lagi. Kami targetkan tahun ini bisa dapat sama seperti tahun lalu sekitar Rp 430 miliar," kata dia kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Menurut Djoko, tahap pertama memiliki nilai lebih besar dibandingkan tahap-tahap selanjutnya. Pasalnya, pada tahap selanjutnya yang ditender hanyalah jenis obat-obatan tertentu dan jenisnya tidak semassal tahap pertama.

Dia bilang, sampai tutup tahun 2013, perseroan telah merealisasikan pengadaan obat generik senilai Rp 430 miliar. Proses pengadaan obat generik pada tahun lalu itu perseroan juga memakai skema toll-manufacturing agar komitmennya bisa terlaksana.

Namun, untuk tahun ini, perseroan tidak memakai skema toll-manufacturing. "Kami telah mendapatkan pengumumannya di awal tahun, sehingga kami bisa bergerak cepat siapkan skema bisnis kami agar pabrik kami bisa memproduksi sesuai kemenangan tender," ujarnya.

Dengan memproduksi sendiri, artinya perusahaan mampu menekan biaya produksi dan meningkatkan efisiensi. Maklum, jka memakai skema toll manufacturing perusahaan harus membayar sewa produksi.

Menurut Djoko, produksi pengadaan obat generik tahun ini akan dilakukan di pabrik perseroan yang berada di Pulogadung dan Bandung. Alasannya, pabrik baru yang di Banjaran masih dalam tahap finalisasi business plan (rencana bisnis).

Sebelumnya, perusahaan farmasi ini menargetkan penjualan sebesar Rp 5,56 triliun pada 2014 atau naik 20% dibandingkan proyeksi pendapatan 2013 sebesar Rp 4,64 triliun. Laba bersih dibidik menjadi Rp 240 miliar dari perkiraan tahun 2013 sebesar Rp 217 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×