Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Amailia Putri
JAKARTA. Mulai 1 Juli 2013, PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) siap menerapkan tiket elektronik atau electric ticketing (e-ticketing) bagi seluruh penumpang. Penerapan ini berbarengan dengan pemberlakuan tarif progresif yang membuat tarif KAI Commuter jadi lebih murah.
Tri Handoyo, Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek menjelaskan, e-ticketing nanti terdiri dari dua jenis yaitu single trip dan multi trip (berlangganan). Khusus kartu single trip, KAI Commuter akan menyiapkan 600.000 kartu setiap hari. Untuk multi trip, perusahaan plat merah ini akan mengeluarkan 200.000 tiket. "Kartu multi trip ini bisa dibawa pulang pelanggan," kata Handoyo, Rabu (26/6).
Khusus bagi yang ingin berlangganan, pengguna komuter Jabodetabek kudu membeli kartu multi trip sebesar Rp 20.000 ditambah saldo perdana sebesar Rp 13.000. Kartu multi trip ini bisa diisi ulang di loket setiap stasiun hingga saldo tertinggi Rp 1 juta. Setiap pelanggan juga wajib memiliki saldo minimal Rp 7.000, yang merupakan harga tertinggi tarif perjalanan komuter Jabodetabek.
Sejak 24 Juni 2013, KAI Jabodetabek sudah mengujicobakan penerapan tiket elektronik. Menurut Handoyo, dari 40.000 kartu multi trip yang dikeluarkan selama ujicoba, sekitar 5.000 kartu sudah terjual.
Dengan sistem ini, KAI Jabodetabek menargetkan bisa meraup penumpang sebanyak 600.000 per hari. Saat ini, KAI Jabodetabek berhasil mengangkut 500.000 penumpang per hari.
Selain sistem, KAI Jabodetabek berencana menambah jumlah armada. Saat ini, KAI sedang impor 180 gerbong kereta dari Jepang. Setiap gerbong dibutuhkan dana sebesar Rp 1 miliar atau secara total mencapai Rp 180 miliar. "Satu gerbong setara dengan 18 rangkaian kereta," kata Handoyo.
Sayang, Handoyo enggan mengutarakan target bisnis KAI Jabodetabek tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News