kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KAI minta pemerintah bantu rawat rel kereta api


Jumat, 07 Desember 2012 / 11:05 WIB
KAI minta pemerintah bantu rawat rel kereta api
ILUSTRASI. Pemerintah Kosovo memutuskan untuk memusnahkan 133.000 vaksin Covid-19 AstraZeneca. KONTAN/Fransiskus SImbolon


Reporter: Oginawa R Prayogo | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyayangkan sikap pemerintah yang tak mau membiayai perawatan dan operasional sinyal serta rel kereta api yang digunakan oleh PT KAI. Padahal, angkutan massal ini memiliki peran penting dalam layanan transportasi bagti rakyat Indonesia.

Karena tak mendapat bantuan pemerintah, PT KAI harus merogoh kantong sendiri agar perawatan rel serta operasional sinyal bisa terawat dengan baik. Ignasius Jonan, Direktur Utama (Dirut) PT KAI bilang, setiap tahun, perusahaan harus mengeluarkan Rp 1,5 triliun hanya untuk perawatan dan operasional sinyal tersebut.

Karena tidak dibiayai pemerintah, PT KAI akhirnya harus menanggung Rp 1,5 triliun guna membiayai perawatan sinyal dan rel kereta api tersebut. Padahal kata Jonan, dalam UU Perkeretapian disebutkan, sinyal dan rel kereta adalah milik negara. “Jadi perawatan dan pengoperasiannya berdasarkan UU tersebut harus dibiayai oleh negara," terang Jonan usai acara 'Anugrah BUMN 2012' yang berlangsung di Hotel Four Seasons, Jakarta, Kamis malam (6/12).

Walaupun tak mendapatkan bantuan negara, Jonan mengaku berusaha untuk melakukan perawatan rel dan sinyal semaksimal mungkin. "Kalau menggunakan uang kami, jadi hanya semaksimal yang kita bisa," kata Jonan.

Jonan juga bilang, atas alasan itu pula makanya pengoperasian kereta api selama ini tidak bisa berjalan lancar sesuai harapan pengguna. "Kalau semua mulus ya tidak mungkin. Tolong tanyakan saja ke Menteri Perhubungan," kata Jonan

Jonan menceritakan, PT KAI juga siap menomboki biaya perawatan dan pengoperasian sinyal dan rel kereta api tahun depan senilai Rp 1,7 triliun. "Kebutuhannya lebih dari itu, ya mungkin dua kali lipat kalau mau beres. Jadi Anda tidak bisa menyalahi saya semata," kata Jonan.

Dia memberi contoh, tanah longsor di lokasi rel kereta api di Cilebut, Kabupaten Bogor. "Longsor itu mestinya dibiayai pembiayaannya oleh negara, tetapi akhirnya kami membiayai sendiri.  Kalau mau menunggu negara mungkin akan lama lagi tidak bisa jalan," pungkas Jonan.

Namun Jonan tak memberi tahukan berapa banyak dana yang dikeluarkan PT KAI guna membenahi rel longsor tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×