Reporter: Arif Wicaksono | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Operator seluler saat ini makin gencar mengincar tambahan frekuensi 3G lewat tender kanal 3G tahap pamungkas di blok 11 dan 12. Maklum, kondisi kapasitas frekuensi 3G yang dimiliki operator seluler makin menipis akibat semakin bertambahnya jumlah pelanggan masing-masing operator.
Henry Wijayanto Public Relation Manager PT XL Axiata Tbk berkata dengan jumlah pelanggan perkuartal satu 2012 sebesar 46,4 juta pelanggan, XL sangat membutuhkan tambahan frekuensi 3G. “Kondisi trafik jaringan sudah sangat padat sehingga tambahan frekuensi dibutuhkan dalam waktu cepat,” ujarnya kepada KONTAN, kemarin.
Saat ini XL telah memiliki frekuensi 3G sebesar 10 megahertz (MHz) melalui dua blok yang dimiliki lewat seleksi yang diadakan sebelumnya. Saat ini tingkat utilisasi frekuensi yang XL miliki sudah mendekati 80%. Menurut Henry, kondisi yang XL alami sepertinya juga dialami operator seluler lainnya.
Menurut Heru Sutadi mantan anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), ketika tingkat utilisai frekuensi operator mencapai 75%, pemerintah harus memberi tambahan frekuensi.
Ia menganalogikan, trafik operator saat ini laiknya kemacetan di kota Jakarta saat jam sibuk. Heru memprediksi tingkat utilisasi frekuensi operator bakal mencapai 90% di akhir tahun ini.
XL Axiata, menurut Henry, berharap proses seleksi tender kanal 3G tahap akhir bisa terlaksana sebelum masuk Ramadhan. Pasalnya saat puasa nanti, biasanya terjadi lonjakan trafik pengguna layanan hingga 30%.
XL sendiri bakal meningkatkankapasitas layanan data dua kali lipat di Ramadhan nanti menjadi 200 terrabyte per hari.
Axis pun membutuhkan tambahan frekuensi kanal 3G ini. Bahkan menurut Chandra Hawan Aden Head of Regulatory & Government Relation PT Axis Telecom, pihaknya sudah menyiapkan dana khusus untuk mengikuti tender tersebut. Sayang, Chandra belum bisa menyebut jumlah dana yang bakal Axis siapkan. "Belum bisa kami sebutkan," katanya.
Gatot S Dewabroto Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika mengatakan pemerintah mengundur waktu pelaksanaan tender tersebut dari Juni menjadi akhir Juli atau awal Agustus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News