kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45863,29   1,62   0.19%
  • EMAS1.361.000 -0,51%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kecelakaan Smelter Kembali Terjadi, Pemerintah Didesak untuk Investigasi dan Audit


Selasa, 18 Juni 2024 / 19:56 WIB
Kecelakaan Smelter Kembali Terjadi, Pemerintah Didesak untuk Investigasi dan Audit
ILUSTRASI. kecelakaan smelter


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kecelakaan di smelter terus berulang terjadi, pemerintah perlu melakukan investigasi dan melakukan audit agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Seperti diketahui, sebuah kecelakaan kerja yang terjadi di smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) yang berada di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Kamis (13/6) malam.

Insiden ini menimpa dua karyawan yang saat ini sedang dirawat di rumah sakit. Kejadian bermula saat karyawan sedang membersihkan lantai pabrik dari terak baja, sebuah tindakan sederhana yang sayangnya berujung pada kecelakaan serius. Salah satu karyawan tanpa sengaja menyiram air ke terak yang baru dipotong, menyebabkan semburan uap panas yang mengenai mereka.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, perusahaan dianjurkan untuk melakukan beberapa perbaikan esensial guna meningkatkan keselamatan operasional, termasuk penyusunan peta risiko di area furnace dengan langkah-langkah mitigasi yang tepat, memastikan implementasi perbaikan sesuai dengan SOP yang memiliki struktur tanggung jawab berjenjang, serta melakukan kalibrasi berkala terhadap alat ukur suhu dan arus listrik.

Baca Juga: Kecelakaan Smelter Terjadi di Morowali, Kemenperin Ingatkan Pentingnya Keselamatan

Sebagai respons terhadap kejadian ini, Kemenperin telah meminta klarifikasi dari PT IMIP, namun mereka tidak dapat hadir karena sedang melakukan investigasi. Kemenperin akan berkoordinasi dengan Manajemen PT ITSS dan PT IMIP untuk memastikan ketaatan terhadap regulasi keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku. Langkah ini dilakukan untuk menegakkan standar yang tepat dalam industri smelter yang memiliki risiko tinggi. 

“Bila diperlukan, Kemenperin akan melakukan inspeksi ke lokasi,” ujar Agus dalam keterangan resmi, Jumat (14/6).

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi mengatakan, smelter tersebut di bawah binaan Kemenperin selaku yang mengeluarkan izin Industrinya.

"Tentunya pembinaan terkait K3 selalu dilakukan, termasuk atas keselamatan pekerjanya yang diawasi secara ketat oleh Kemenaker," kata Agus kepada KONTAN, Selasa (18/6).

Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan tindak lanjut dari Kementerian ESDM adalah pemberian saran terkait keamanan pabrik. Terkait dengan sanksi ranahnya Kemenperin.

"Pemberian sanksi harusnya di Kementerian Perindustrian," ujarnya, Jumat (14/6).

Sementara itu, Manager Media Relations PT IMIP Dedy Kurniawan membenarkan atas kejadian kecelakaan kerja tersebut. Namun, Dedy membantah bahwa kecelakaan diakibatkan karena ledakan di tungku smelter PT ITSS.

"Ya benar, Namun sekali lagi kami tegaskan bahwa itu terjadi bukan karena ledakan, melainkan semburan uap panas ketika karyawan melakukan pembersihan terak baja yang terdapat di lantai pabrik," ungkapnya dalam keterangan resmi, Jumat (14/6).  

Ketua Serikat Buruh Industri Pertambangan dan Energi (SBIPE) Henry menuturkan agar Kementerian Perindustrian bersama timnya datang dan melakakukam investigasi menyeluruh dengan melibatkan berbagai pihak.

Baca Juga: Tungku Smelter ITSS Meledak Lagi, Begini Kata Menperin

"Kami sangat senang dapat bertemu untuk memberikan informasi yang kami dapatkan dari kejadian tersebut," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (18/6).

Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mengungkapkan, sejak ledakan yang menewaskan 21 orang pekerja, harusnya ada audit komprehensif terkait tata kelola industri smelter ini, terkait di dalamnya soal K3.

"Namun sampai hari ini tidak begitu jelas ekspose publik dari Kemenperin soal ini," ungkapnya kepada KONTAN, Selasa (18/6).

Menurut Mulyanto, Kemenperin terkesan soal audit komprehensif ini ditutup-tutupi hasilnya.Untuk itu, Mulyanto mendesak Pemerintah mengumumkan dengan tegas hasil audit komprehensif industri smelter ini, sehingga memang benar-benar layak untuk mendapat izin industri dan aman bagi pekerja dan masyarakat.

"Jangan demi investasi asing, soal izin dan keselamatan pekerja dan masyarakat ini disepelekan atau dinomorduakan. Kita menginginkan investasi smelter yang berkualitas dengan nilai tambah tinggi, sehingga benar-benar menguntungkan kita," pungkasnya.

Sementara itu, Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi kejadian kecelakaan sudah berulang kali terjadi hal ini semakin mengindikasikan bahwa teknologi yang dibawa oleh China di smelter buruk atau bahkan ecek-ecek sehingga menimbulkan kecelakaan.

Selain itu, kata Fahmy, hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah lebih mementingkan investasi di smelter daripada nyawa rakyat yang bekerja di perusahaan tersebut.

"Tidak adanya sanksi tegas yang dijatuhkan kepada perusahaan. Pemerintah perlu melakukan audit agar kejadian serupa tidak terulang lagi," pungkasnya kepada KONTAN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×