kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kejar Target, 80 Ribu Rumah Tangga Jadi Target Bantuan Pasang Baru Listrik


Minggu, 14 Agustus 2022 / 16:42 WIB
Kejar Target, 80 Ribu Rumah Tangga Jadi Target Bantuan Pasang Baru Listrik
ILUSTRASI. Pemasangan listrik bersubsidi PLN untuk konsumen rumah tangga.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan 80 ribu rumah tangga tidak mampu dan yang tinggal di daerah terdepan, tertinggal dan terluar (3T) menjadi sasaran program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL).

Adapun, program ini dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2022. Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Ida Nuryatin Finahari mengungkapkan, hal ini telah disepakati Kementerian ESDM dan Komisi VII DPR RI.

Ida menjelaskan, saat ini rasio elektrifikasi atau perbandingan rumah tangga berlistrik dengan total rumah tangga di Indonesia hingga semester I 2022 telah mencapai angka 99,56%. Ia menyebutkan program BPBL yang telah mendapatkan persetujuan Komisi VII DPR RI ini diharapkan menjadi salah satu upaya percepatan pencapaian target rasio elektrifikasi.  

"Pemerintah memiliki beberapa strategi seperti perluasan jaringan, pembangunan mini grid, pembangunan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT), Alat Penyalur Daya Listrik (APDAL), Stasiun Pengisian Energi Listrik (SPEL) serta Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL)," ujar Ida dalam keterangan resmi, Minggu (14/8).

Baca Juga: Menteri ESDM Minta Vale Indonesia (INCO) Genjot Industri Turunan Nikel

Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Wanhar menjelaskan, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk pemerataan akses listrik yang diukur dari rasio elektrifikasi dan rasio desa berlistrik. Jika rasio elektrifikasi telah mencapai angka 99,56%, rasio desa berlistrik di Indonesia telah mencapai 99,73% sampai dengan triwulan II 2022.

Wanhar menyebutkan Pemerintah memiliki tiga strategi dalam upaya pencapaian rasio elektrifikasi 100%. Upaya pertama melalui perluasan jaringan (grid extension), yaitu penyambungan listrik ke desa yang dekat dengan jaringan distribusi eksisting. Upaya kedua melalui mini grid atau pembangunan pembangkit dengan memanfaatkan potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) setempat yang daerahnya sulit dijangkau perluasan jaringan listrik dan masyarakatnya bermukim secara berkelompok.

Upaya ketiga melalui pembangunan pembangkit EBT dikombinasikan dengan Stasiun Pengisian Energi Listrik (SPEL) dan Alat Penukar Daya Listrik (APDAL) untuk daerah yang masyarakatnya bermukim tersebar sehingga tidak dimungkinkan dibangun jaringan listrik.

"Program BPBL menggenapi tiga strategi yang sudah di jalan pemerintah tersebut. Melalui program ini, masyarakat penerima manfaat akan mendapatkan instalasi listrik rumah berupa 3 titik lampu dan 1 kotak kontak, pemeriksaan dan pengujian instalasi Sertifikat Laik Operasi (SLO), penyambungan ke PLN dan token listrik pertama," jelas Wanhar.

Baca Juga: Potensi Gas Melimpah, Pemerintah Bakal Dorong Konversi BBM ke BBG

Wanhar menyebut program BPBL memiliki berbagai manfaat diantaranya penerima bantuan menjadi pelanggan PT PLN (Persero), masyarakat tidak mampu memperoleh listrik lebih andal dan aman, membantu proses belajar anak-anak pada malam hari, tersedianya akses informasi dan hiburan melalui pemanfaatan listrik untuk media elektronik, serta meningkatkan taraf kehidupan dengan memanfaatkan listrik untuk kegiatan ekonomi produktif. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×