kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   9.000   0,60%
  • USD/IDR 15.875   60,00   0,38%
  • IDX 7.200   -45,73   -0,63%
  • KOMPAS100 1.102   -8,07   -0,73%
  • LQ45 873   -6,30   -0,72%
  • ISSI 220   -2,35   -1,06%
  • IDX30 448   -4,16   -0,92%
  • IDXHIDIV20 539   -6,56   -1,20%
  • IDX80 126   -0,89   -0,70%
  • IDXV30 132   -4,54   -3,33%
  • IDXQ30 148   -1,52   -1,02%

Keluar dari Pasar Vietnam, GOTO Berpeluang Memperkuat Posisi di Pasar Terbesar


Kamis, 05 September 2024 / 19:36 WIB
Keluar dari Pasar Vietnam, GOTO Berpeluang Memperkuat Posisi di Pasar Terbesar
ILUSTRASI. Pengemudi ojek online (ojol) menunggu penumpang di Jakarta Pusat, Selasa (19/3/2024). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/19/03/2024


Reporter: Fahriyadi | Editor: Fahriyadi .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat Ekonomi Digital dari Institute for Development and Economics and Finance (INDEF), Izzudin Al Farras, menilai aksi korporasi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang memilih untuk keluar dari pasar Vietnam merupakan strategi keunggulan komparatif untuk fokus pada keunggulan yang sudah dimiliki.

GoTo, melalui Gojek, saat ini merupakan pemimpin pasar di Indonesia. Menurut Farras, Indonesia memiliki ruang pertumbuhan yang masih sangat besar di sektor ekonomi digital lainnya.

Berbagai studi menunjukkan, Indonesia senantiasa menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di kawasan. Bonus demografi dan potensi pertumbuhan ekonomi ke depan mendorong sejumlah korporasi global berlomba-lomba masuk ke Indonesia, tak terkecuali perusahaan teknologi.

"Artinya, aksi korporasi GoTo yang memilih untuk keluar dari pasar Vietnam merupakan strategi keunggulan komparatif yang umum digunakan oleh berbagai perusahaan untuk lebih fokus pada keunggulan yang sudah dimiliki di Indonesia," kata Farras dalam keterangannya, Kamis (5/9).

Dari sisi pasar, Farras mengatakan, Indonesia jelas lebih menjanjikan dibandingkan Vietnam karena memiliki pangsa pasar yang jauh lebih besar. Potensi ke depan juga masih terbuka lebar karena masih banyak daerah di sub urban dan rural area yang belum tergarap oleh berbagai perusahaan teknologi.

"Daerah-daerah tersebut menjadi peluang untuk penetrasi perusahaan teknologi seperti Gojek ke depannya," jelas Farras.

Di sisi lain, kontribusi pasar Vietnam selama ini tidak signifikan dalam menyumbang pemasukan GoTo. Hal itu justru membuat biaya yang besar dan menyebabkan inefisiensi. Karena itu, Farras menilai, keputusan GoTo untuk memperbesar pasar di Indonesia dengan harapan efisiensi merupakan keputusan yang rasional.

"Keputusan Gojek berdasarkan strategi keunggulan komparatif untuk keluar dari pasar Vietnam diharapkan dapat memperkuat posisinya di Indonesia di masa mendatang," kata Farras.

Menurut laporan Google, hingga tahun 2025, ruang pertumbuhan industri transportasi dan pengantaran makanan secara online di Indonesia masih lebih besar dibandingkan Vietnam. Nilai transaksi kedua layanan itu di Indonesia diprediksi akan tumbuh hingga US$ 2 miliar sedangkan di Vietnam hanya akan tumbuh sebesar US$ 1 miliar.

Dalam pernyataan resminya, GoTo mengumumkan, operasional Gojek di Vietnam menyumbang kurang dari 0,5% dari keseluruhan nilai transaksi kotor (GTV) Grup GoTo di kuartal II-2024. Sehingga, perusahaan meyakini keputusan bisnis ini tidak akan berdampak negatif pada operasional perusahaan secara lebih luas, serta kinerja bisnis dan keuangan secara keseluruhan

Selanjutnya: Pemerintah akan Lelang 7 Proyek Tol di 2025, Ini Catatan Pengamat

Menarik Dibaca: Astra Property Gelar Living First – CreArt 2024, Tawarkam Promo Menarik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×