kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kembangkan bandara, Angkasa Pura I butuh Rp 25 T


Kamis, 23 Juni 2016 / 19:30 WIB
Kembangkan bandara, Angkasa Pura I butuh Rp 25 T


Sumber: Antara | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. PT Angkasa Pura I (Persero) membutuhkan dana Rp 25 triliun dari pinjaman dan penerbitan obligasi untuk mengembangkan lima bandara pada 2016-2020.

"Kebutuhan dana sebesar itu akan digunakan untuk pengembangan lima bandara yang saat ini kondisinya sudah mengalami kekurangan kapasitas," kata Direktur Keuangan dan Teknologi PT Angkasa Pura I Novrihandri di Jakarta, Kamis (23/6).

Novri mengatakan, penerbitan obligasi dan pinjaman bank atau nonbank ini merupakan langkah untuk memenuhi kas internal perusahaan dalam rangka membiayai pengembangan lima bandara.

Kelima pengembangan bandara itu adalah Bandara Ahmad Yani, Semarang yang ditargetkan beroperasi 2018, Bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin beroperasi 2019, Bandara Baru Yogyakarta akan beroperasi 2020, Terminal 3 Bandara Juanda Surabaya beroperasi 2020, dan Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar beroperasi pada 2020.

Pengembangan bandara ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan (customer satisfaction index/CSI), mengimbangi pertumbuhan industri penerbangan nasional, dan memperhatikan pertumbuhan ekonomi nasional, kata Novri.

Pengembangan Bandara Ahmad Yani ,Semarang diperkirakan membutuhkan investasi sebesar Rp2,1 triliun, Bandara Syamsudin Noor Rp2,3 triliun, Bandara Baru Yogyakarta Rp9,3 triliun), Terminal 3 Bandara Juanda, Surabaya Rp 9,1 triliun, dan Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar Rp 3,6 triliun.

"Salah satu kebutuhan dana yang mendesak saat ini adalah untuk membayar ganti rugi pembebasan lahan bagi proyek bandara baru Yogyakarta di Kulon Progo yang akan dilaksanakan mulai Agustus 2016 ini," katanya.

Angkasa Pura I merencanakan sepanjang 2016 hingga 2020 akan menerbitkan sebesar Rp 14,5 triliun dan pinjaman kredit investasi dari perbankan dan nonperbankan sebesar Rp 10,5 triliun.

Menurut dia, khusus tahun 2016 ini, Angkasa Pura I membutuhkan dana sebesar Rp7 triluin yang rencananya akan didapatkan dari penerbitan obligasi sebesar Rp3 triliun dan dari pinjaman bank/non bank sebesar Rp 4 triliun.

Khusus untuk rencana penerbitan obligasi, Angkasa Pura I telah mendapatkan peringkat (rating) AAA dari Pefindo.

Obligor dengan peringkat AAA yang ditetapkan merupakan peringkat tertinggi yang diberikan Pefindo. Kemampuan obligor untuk memenuhi komitmen jangka panjangnya relatif terhadap obligor lainnya di Indonesia adalah superior. 

"Hal ini juga menandakan bahwa risiko gagal bayar sangat rendah sehingga dapat memberikan gambaran kepada calon investor bahwa obligasi yang akan dikeluarkan Angkasa Pura I ini memiliki prospek yang baik untuk investasi," ungkap Novri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×