Reporter: Abdul Basith | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemdag) berharap ekspor ke Bangladesh bisa berkembang melalui adanya misi dagang yang baru saja digelar pada 26-28 April 2018.
Kemdag dalam misi dagang ke Bangladesh membawa 93 pelaku usaha dari 43 perusahaan di berbagai sektor produksi/industri seperti migas, CPO, fesyen, makanan dan minuman, otomotif, properti, layanan bandara, furnitur, jasa konstruksi dan infrastruktur.
Sebelumnya, produk unggulan Indonesia masih terbatas pada komoditas minyak sawit, rempah-rempah dan teh. Adanya misi dagang memperlihatkan perkembangan perdagangan.
"Misi dagang ke Bangladesh memberi kesempatan kepada para pelaku usaha nasional untuk masuk lebih jauh ke pasar Bangladesh," ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemdag Arlinda dalam siaran pers, Minggu (29/4).
Selama ini, Bangladesh mendapatkan beberapa produk Indonesia dari negara ketiga, seperti minyak kelapa sawit dan turunannya, pulp and paper, serta rempah-rempah. Dengan misi dagang ini, pelaku usaha bisa langsung melakukan transaksi.
Transaksi langsung tersebut juga melihat potensi pasar Bangladesh yang besar. Perekonomian Bangladesh pada tahun 2017 mencatatkan pertumbuhan tertinggi kedua di kawasan Asia Selatan, yaitu sebesar 7,5%.
Potensi terlihat dari transaksi yang tercatat selama misi dagang digelar. Arlinda bilang, misi dagang Kemdag ke Bangladesh berhasil meraih total transaksi dan transaksi potensial sebesar US$ 279,19 juta. "Nilai ini disumbang dari kontrak lanjutan kereta api, sektor otomotif, rempah-rempah, makanan dan minuman, serta penjualan ritel pada kegiatan Indonesia Fair," jelasnya.
Asal tahu saja, total perdagangan Indonesia–Bangladesh pada tahun 2017 senilai US$ 1,67 miliar. Jumlah itu terdiri dari ekspor senilai US$ 1,60 miliar dan impor senilai US$ 73,19 juta.
Dalam lima tahun terakhir (2013–2017), perdagangan kedua negara naik rata-rata 6,71% per tahun. Pada periode Januari hingga Februari 2018, total perdagangan kedua negara tercatat senilai US$ 370 juta, naik 47,69% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada periode tersebut, perdagangan Indonesia surplus sebesar US$ 340 juta dengan nilai ekspor US$ 350 juta. Sementara, impor Indonesia dari Bangladesh hanya US$ 16,61 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News