Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memiliki banyak spot eksotis, Belitung melakukan kalkulasi ulang potensi dan kekuatan industri pariwisatanya di The Margo Hotel, Depok, 21-22 Desember 2017 lalu.
Ada banyak hal positif yang digunakan mengembangkan industri pariwisata di sana. Untuk Membidik peruntungan lebih di Tahun 2018 dari sektor pariwisata, Belitung memulai dengan evaluasi dan pendataan aset yang dimilikinya.
Melegitimasi semangat Indonesia Incorporated, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melakukan rapat koordinasi (rakor) untuk pendataan ulang semua aset pariwisata milik Belitung. Koordiantor Panitia Rakor Pengelolaan Arsip Aset Nasional tahun 2017 untuk Belitung, Asep Mukhtar Mawardi mengatakan, perlunya kesamaan pemahaman atas aset.
“Evaluasi dan koordinasi memang harus dilakukan. Kami berharap adanya sebuah kesepahaman antar pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten-kota, terkait posisi arsip aset nasional khususnya di wilayah Belitung. Ini penting karena potensi yang dimiliki Belitung sangat besar,” kata Asep dalam keterangan yang diterima KONTAN, Sabtu (23/12).
Pembenahan sektor administrasi memang diperlukan. Sampai dengan Oktober lalu, sektor pariwisata Belitung sudah mendonorkan pendapatan asli daerah (PAD) sebesar 40% atau senilai Rp 48 miliar. Jumlah ini pun tampaknya akan terus membengkak.
Sebab, Belitung juga punya momentum untuk menarik jumlah wisatawan lebih besar melalui perayaan Tahun Baru 2018. Sepanjang tahun 2017 ini, Belitung sedikitnya sudah mendapatkan PAD sebesar Rp 120 miliar. Asep menambahkan, manajemen informasi aset diperlukan untuk memudahkan akses. "Semua memang ditujukan untuk kemudahan akses informasi mengenai aset. Kami berharap semua arsip di bidang kekayaan alam dan budaya pariwisata Bangka Belitung menjadi lebih valid, termasuk sektor lainnya. Sama seperti pariwisata, bidang ekonomi, politik, pertahanan, kekayaan intelektual, dan aset vital lainnya bisa terjaga dengan baik,” tambah Asep.
Pembenahan dan pembangunan infrastruktur memang sedang disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Belitung. Dengan raihan besar PAD 40% dari pariwisata, sektor transportasi dan penginapan pun jadi salah satu prioritas. "Berbagai upaya untuk memajukan pariwisata memang harus dilakukan. PAD kami memang 40% dari sektor ini. Selain promosi dan ketersediaan informasi akurat, kami juga berusaha menyempurnakan infrastrukturnya. Masuknya hotel berkelas tentu jadi keuntungan tersendiri. Dan, kami tetap fokus pada pembenahan aspek aksesibilitasnya karena traffic di sini memang cukup padat,” ujar Bupati Belitung Sahani Saleh.
Mengacu data milik Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, jumlah okupansi hotel memang terkoreksi positif. Untuk Oktober di tahun ini saja, sebanyak 31.780 wisatawan atau naik 1,4% (0,38%-nya wisatawan mancanegara) dari bulan lalu yang sudah berkunjung ke spot-spot di wilayah ini.
Rata-rata wisatawan mancanegara menginap selama 2,48 hari atau lebih lama 0,79 hari dari wisatawan nusantara. Menggunakan pintu kedatangan udara selama Oktober, sebanyak 123,78 ribu wisatawan pun sudah berkunjung ke sana. Lalu, 9,48 ribu memilih melalui jalur laut.
“Dukungan ANRI luar biasa dan memiliki fungsi strategis untuk pariwisata, khususnya Belitung. Spot di Belitung punya potensi yang besar untuk dikembangkan dengan basic data akurat. Belitung juga bisa melindungi berbagai asetnya terutama keunikan budayanya. Semoga dengan berbagai infrastruktur dan layanan lebih baik lagi di tahun depan, akan semakin banyak lagi jumlah wisatawan yang datang ke Belitung,” tegas Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News