kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kemenperin diharap serius garap pasar China


Kamis, 07 Oktober 2010 / 23:34 WIB
Kemenperin diharap serius garap pasar China
ILUSTRASI. RS Pondok Indah Bintaro Jaya


Reporter: Epung Saepudin | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Sejumlah pos baru di Kementerian Perindustrian pun muncul seiring dengan perombakan yang dilakukan Menteri Perindustrian MS Hidayat. Sesuai Keputusan Presiden Nomor 129/M Tahun 2010 yang dikeluarkan 16 September silam Kemenperin melahirkan pos baru, yaitu Ditjen Pengembangan Pewilayahan Kementerian Perindustrian, Direktorat Jenderal Kerjasama Industri Internasional, Direktorat Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi.

Sayangnya, rombak merombak Kementerian itu menurut kalangan pengusaha belum pernah dikomunikasikan sebelumnya. Mereka mengaku adanya perubahan-perubahan tersebut hanya diberitahukan secara lisan saja. Tidak pernah ada pembicaraan-pembicaraan awal dengan kalangan pengusaha soal perombakan.

“Kami hanya diberi penjelasan lisan perubahan tersebut katanya disesuaikan dengan tantangan yang up to date," ujar Ade Sudrajat, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) kepada KONTAN, Kamis (7/10).

Ade hanya meminta agar sejumlah lembaga baru itu bisa bekerja maksimal bagi sektor industri. Tidak cuma hanya penambahan. "Lembaga itu berhasil atau tidak hanya waktu yang bisa menjawabnya,” katanya.

Menurut Ade, dua hal perlu dilakukan Kemenperin yakni membuat kebijakan yang tangguh dan lebih progresif. "Yaitu yang mempertahankan pangsa pasar dalam negeri bagi produsen lokal dan yang sifatnya ofensif, berupa promosi dan pameran ke luar negeri," katanya. Ia minta pemerintah bisa makin fokus ke negara-negara yang memiliki prospek dan peluang besar seperti China, karena pertumbuhan income per kapita yang tinggi sekaligus sebagai negara makmur baru dengan penduduk 1.3 milyar. "Itu potensi pasar tak terkira," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×