Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Badan Geologi mengungkap penyebab longsor yang terjadi di area tambang Galian C, Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pada Jumat (30/5/2025).
Kepala Badan Geologi, M. Wafid, dalam surat tanggapan bencana yang diunggah pada Sabtu (31/5), menjelaskan bahwa terdapat tiga faktor utama yang memicu terjadinya longsor di lokasi tambang batu alam tersebut, yaitu:
1. Kemiringan lereng tebing yang sangat terjal, lebih dari 45 derajat;
2. Lokasi longsor berada di area tambang terbuka dengan metode penambangan under cutting;
3. Kondisi tanah pelapukan dan litologi batuan yang labil.
Baca Juga: Kementerian ESDM Umumkan RUPTL PLN Tahun 2025-2034, Buka Peluang Investasi Swasta
Secara geologi, daerah bencana disusun oleh satuan batuan terobosan Andesit Hipersten (Hya) yang mengandung mineral hipersten, plagioklas, dan sedikit kuarsa.
Berdasarkan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Kabupaten Cirebon, lokasi tersebut termasuk dalam zona kerentanan tinggi terhadap gerakan tanah.
Selain itu, menurut Peta Prakiraan Wilayah Terjadinya Gerakan Tanah Provinsi Jawa Barat untuk bulan Mei 2025, wilayah tersebut juga masuk dalam kategori potensi tinggi terjadinya gerakan tanah, terutama jika curah hujan berada di atas normal.
Badan Geologi menghimbau masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi bencana untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman. Daerah tersebut masih berpotensi mengalami longsor susulan.
"Pemasangan rambu rawan longsor di sekitar lokasi diperlukan untuk meningkatkan kewaspadaan," ujar Wafid.
Baca Juga: Kementerian ESDM Umumkan Lelang Tiga Wilayah Kerja Migas pada Gelaran IPA Convex 2025
Ia juga mengingatkan agar proses evakuasi dan pencarian korban memperhatikan kondisi cuaca dan kemiringan lereng. Kegiatan tersebut tidak disarankan dilakukan saat atau setelah hujan deras karena dapat membahayakan tim penyelamat.
Masyarakat juga diminta mematuhi instruksi dari petugas yang berwenang serta melakukan pemantauan secara rutin untuk mendeteksi potensi longsor lebih dini.
Selain itu, edukasi kepada masyarakat mengenai gejala gerakan tanah dan upaya mitigasi bencana perlu ditingkatkan.
Hingga laporan terakhir, longsor di Gunung Kuda telah menewaskan 17 orang, melukai 4 orang, dan 8 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
Selanjutnya: Tuntut Tunjangan hingga BPJS, Ribuan Buruh Bakal Gelar Demo pada Selasa (3/6)
Menarik Dibaca: Pakai Samsung A14 Seharian, Ponsel Harga 1 Jutaan dengan Banyak Fitur Unggulan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News