kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,35   -6,99   -0.75%
  • EMAS1.321.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemperin dukung inovasi di industri makanan dan minuman


Jumat, 23 Maret 2018 / 17:35 WIB
Kemperin dukung inovasi di industri makanan dan minuman
ILUSTRASI. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian terus mendorong agar setiap perusahaan dapat menjadi pemasok global, khususnya untuk industri makanan dan minuman (mamin). Salah satunya melalui dukungan pembentukan Indonesian Food Innovation Centre (IFIC) yang didirikan oleh Gapmmi, Business Innovation Center (BIC), serta Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization (CSIRO).

Hadirnya IFIC diharapkan bisa jadi center of excellent bagi industri mamin di Indonesia. "Di tingkat ASEAN, telah menyepakati industri mamin menjadi sektor andalan ke depan, termasuk dalam pengembangan ekonomi digital," papar Airangga Hartarto, Menteri Perindustrian dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Jumat (23/3).

IFIC adalah salah satu hasil dari program Indonesia-Australia Comprehensive Partnership Agreement (IA-CEPA), di mana Kemperin bertindak sebagai focal point. "IFIC ini nantinya mempunyai peran sebagai penghubung global antara industri mamin terhadap inovasi di bidang agro untuk mendukung ketahanan pangan. Jadi, bisa meningkatkan nilai tambah," jelas Airlangga.

Disamping itu, IFIC mempunyai misi untuk mempromosikan produk dan layanan agro-pangan Indonesia.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Ngakan Timur Antara menambahkan, beberapa strategi yang akan ditempuh IFIC saat ini adalah membuat sistem database inovasi agro-pangan dan membangun kerja sama dengan asosiasi industri luar negeri.

“Kerjasama dengan pihak luar negeri ini memungkinkan industri dalam negeri untuk melakukan benchmarking, mengetahui teknologi proses terkini, memperoleh pendidikan vokasi, pengembangan keahlian untuk best practice serta peningkatan produktivitas, tuturnya.

Menurut Ngakan, langkah sinergi ini juga akan menguntungkan kedua belah pihak karena daya tarik Indonesia sebagai pasar produk pangan sangat besar. “Australia sebagai contoh telah siap menjalin kerjasama karena pangsa pasar ASEAN yang mencapai 600 juta orang, ditambah lagi jika melihat lebih spesifik terhadap pangsa pasar produk halal yang mencapai 1,8 miliar orang, ungkapnya.

Ke depannya, IFIC juga akan didorong untuk berkolaborasi dengan Balai Besar Industri Agro (BBIA), salah satu unit pelayanan teknis di bawah BPPI Kemperin. Kolaborasi ini ditujukan untuk membentuk Taman Sains dan Teknologi atau Science Techno Park (STP) yang berfungsi sebagai wahana interaksi antara industri, akademisi dan pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×