kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Kemtan: Petani pun harus siap hadapi MEA


Rabu, 16 Maret 2016 / 11:04 WIB
Kemtan: Petani pun harus siap hadapi MEA


Sumber: Antara | Editor: Sanny Cicilia

BOGOR. Kementerian Pertanian memandang perlu untuk meningkatkan kualitas petani Indonesia agar mampu bersaing menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN (MEA).

"Kalau tidak kita siapkan dari sekarang, tidak menutup kemungkinan tenaga kerja asing akan bekerja di sektor pertanian kita," kata Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Heri Suliyanto dalam acara Training of Master Trainer Pendampingan Mahasiwa/Alumni di sentra produksi pangan 2016, di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/3).

Heri mengatakan, persiapan petani Indonesia harus menjadi perhatian. Merujuk data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa tingkat pendidikan masyarakat petani masih rendah 88% lulusan SD dan SMP.

"Ada di satu kawasan pertanian, petani lulusan SMA yang kita temukan jumlahnya hanya dua orang saja," katanya.

Menurutnya, dengan tingkat pendidikan yang rendah, petani sulit untuk menerapkan teknologi dan ilmu pengetahuan pertanian yang telah dihasilkan baik oleh badan penelitian maupun perguruan tinggi.

"Kalau petani tidak bisa mengakses teknologi dan ilmu pengetahuan yang telah kita hasilkan, bisa jadi program pertanian berjalan tidak optimal," katanya.

Meski belum ditemukan, lanjut dia, ada indikasi pekerja asing akan masuk ke sektor pertanian di Indonesia, seperti yang pernah terjadi di sektor perikanan.

Ia mencontohkan perkebunan kelapa sawit, ada yang didanai oleh pengusaha luar negeri, pemiliknya orang luar negeri, dan teknologi juga dihasilkan oleh luar negeri sehingga tidak menutup kemungkinan perusahaan tersebut memperkenalkan tenaga ahli dari luar.

"Persaingan terjadi karena kualitas yang tinggi. Persiapan SDM petani menjadi perhatian penting," katanya.

Seperti Vietnam, pengembangan sumberdaya manusia pertaniannya lebih tinggi dari Indonesia. Padahal dari sisi luasan wilayah, negara jajaran Amerika tersebut kurang dari luas Jawa Barat.

"Melalui alat dan teknologi yang dihasilkan oleh negara kita, akan mempercepat petani untuk menerapkannya. Introduksi teknologi yang masif, harapan terjadi regenerasi yang masif, pertanian akan diisi orang-orang yang terdidik," katanya.

Salah satu program untuk meningkatkan kualitas pertanian yakni program pendampingan mahasiswa dan penumbuhan wirausahawan muda pertanian 2016. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×