kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kepala BPDPKS: Kalau tidak dijaga, suram sawit kita ini


Selasa, 30 Juni 2020 / 15:02 WIB
Kepala BPDPKS: Kalau tidak dijaga, suram sawit kita ini
ILUSTRASI. Petani memetik tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Desa Pasi Kumbang, Kecamatan Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Kamis (11/6/2020). Harga TBS kelapa sawit tingkat petani sejak tiga bulan terakhir turun dari Rp1.100 per kilogram menjadi Rp700 per kilogram


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri perkebunan sawit menjadi komoditas strategis untuk mendorong kegiatan ekspor pertanian. Kontribusi ekspor sawit sendiri terhadap ekspor no-migas dalam 5 tahun terakhir sekitar 13,6%.

Dalam paparannya, Kepala Dewan Pengawas Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Rusman Heriawan, menjelaskan dalam mengelola industri kelapa sawit tentunya banyak menghadapi berbagai masalah dan juga tantangan dari hulu hingga hilir.

Dengan demikian, pemerintah juga melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan keberlanjutan industri sawit dengan mendirikan BPDPKS.

Bahkan dari sisi internal maupun eksternal juga perlu menjaga agar industri kelapa sawit ini terus dapat mendorong pasar ekspor ke luar negeri.

Sedangkan dari sisi eksternalnya bagaimana mengemas kampanye yang positif karena menurutnya selama ini baik kementerian maupun BPDPKS terus menangkal berbagai kampanye negatif dari berbagai aspek yang disudutkan misalnya saja aspek lingkungan, deforestasi dan gas rumah kaca dari industri sawit. Sebab kampanye hitam menjadi salah satu penyebab rendahnya nilai jual produk sawit Indonesia.

Baca Juga: BPDPKS sebut industri kelapa sawit masih menjadi komoditas strategis penghasil devisa

Untuk itu, upaya lain juga dilakukan untuk meningkatkan ekspor sawit ke pasar luar negeri, BPDPKS juga turut bekerjasama dengan berbagai pihak pemerintah seperti Kementerian Bidang Perekonomian, Kementerian Luar Negeri, dan pelaku industri sawit untuk melakukan upaya penguatan pasar ekspor melalui promosi, advokasi dan litigasi.

Lewat promosi sendiri, yakni kampanye positif sawit di Uni Eropa dengan target Parlemen EU, dan Komisi EU, kemudian kerja sama dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), serta Kementerian Perdagangan dan DCI consulting Firm.

Tak hanya itu, kerja sama dengan kedubes RI dan Docs Fair Festival Amsterdam juga dilakukan untuk menampilkan film dokumentasi sawit Indonesia. Tak hanya itu, seminar sawit Indonesia juga dilakukan di Washington, kemudian seminar palm oil di Stockholm, dan berbagai kerja sama misi dengan Kementerian dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di berbagai negara.

“Kalau tidak dijaga, dapat saya bilang suram lah sawit kita ini,” Jelas Rusman dalam paparannya melalui konferensi daring, Selasa (30/6).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×