kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kerek Kapasitas Produksi, Mahkota Group Yakin Kinerja Akan Meningkat pada 2023


Senin, 14 November 2022 / 19:56 WIB
Kerek Kapasitas Produksi, Mahkota Group Yakin Kinerja Akan Meningkat pada 2023
ILUSTRASI. Pabrik kelapa sawit PT Mahkota Group Tbk


Reporter: Vina Elvira | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sawit, PT Mahkota Group Tbk (MGRO) melihat prospek bisnis untuk tahun 2023 dengan sikap positif. Meski dibayangi ketidakpastian kondisi makro ekonomi dan resesi global, MGRO meyakini kinerjanya bakal mencapai pertumbuhan dibandingkan tahun 2022. 

"Secara volume diproyeksikan akan meningkat namun dari sisi harga minyak kelapa sawit belum dapat diprediksi karena dipengaruhi banyak faktor. Perseroan akan tetap berusaha secara maksimal dalam meningkatkan kinerja," ungkap Corporate Secretary Mahkota Group Elvi, kepada Kontan.co.id, Senin (14/11). 

Elvi menyatakan bahwa MGRO bakal mengerek kapasitas produksi mereka. Dengan begitu, volume produksi maupun penjualan diproyeksikan akan bertumbuh signifikan dari realisasi tahun ini. 

Dia memberi gambaran, kapasitas produksi akan ditambah menjadi sebesar 1.800 ton/hari, dari semula 1.500 ton/hari. Selain itu, MGRO juga akan melakukan pengembangan satu line produksi lagi dengan kapasitas yang sama.

Baca Juga: Mahkota Group (MGRO) Turunkan Target Bisnis Tahun ini

"Jika semua pengembangan telah berjalan lancar maka penjualan juga bisa terkerek secara otomatis," kata dia. 

Untuk memaksimalkan agenda ekspansi tersebut, MGRO berencana menggelontorkan alokasi capex sebesar Rp 400 miliar. Dana capex ini secara jangka panjang akan digunakan sebagai modal untuk peningkatan kapasitas produksi serta berbagai infrastruktur penunjang produksi lainnya. 

MGRO juga menyinggung soal kenaikan harga pupuk belakangan ini. Menurut Elvi, naiknya harga pupuk tidak begitu berpengaruh ke peningkatan beban perseroan karena MGRO hanya memiliki perkebunan dalam skala kecil. 

Justru, dampak yang akan dirasakan oleh perseroan atas kondisi tersebut adalah naiknya harga bahan baku Tandan Buah Segar (TBS).

"Setidaknya ada harapan juga bahwa harga produk CPO dan turunannya juga akan mengikuti kenaikan tersebut, sehingga pelaku bisnis kelapa sawit tidak dirugikan," sebutnya. 

Baca Juga: Metropolitan Land (MTLA) Optimistis Kinerja Tahun Ini Tumbuh Dobel Digit

MGRO belum merilis secara resmi laporan keuangan kuartal III-2022. Namun selama enam bulan pertama tahun ini MGRO tercatat meraup penjualan sebesar Rp 4,17 triliun. Jumlah ini lebih tinggi 57,32% ketimbang realisasi penjualan pada semester pertama tahun 2021 yang tercatat sebesar Rp 2,65 triliun. 

Dari sisi bottom line, MGRO tercatat membukukan rugi bersih periode berjalan sebesar Rp 7,26 miliar. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, perusahaan ini masih mambu menorehkan laba bersih hingga Rp 2,68 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×