kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.365.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kerjasama dengan Hong Kong, Trimegah Bangun Persada (NCKL) Bangun 2 Perusahaan Baru


Kamis, 27 Juni 2024 / 16:49 WIB
Kerjasama dengan Hong Kong, Trimegah Bangun Persada (NCKL) Bangun 2 Perusahaan Baru
ILUSTRASI. Kawasan industri pengolahan nikel PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel di Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel di tahun 2024 ini membangun perusahaan baru dalam bentuk joint venture bersama salah satu perusahaan asal Hongkong, Hongkong Blue Whale International Ltd.
Perusahaan baru itu adalah PT Bhakti Bumi Sentosa (BBS) dan PT Cipta Kemakmuran Mitra (CKM).

Dimana PT BBS nantinya akan mengelola atau mendaur ulang bahan sisa dari produksi HPAL (tailing). Dengan total  kepemilikan saham PT HPL (Halmahera Persada Lygend) di PT BSS adalah 94,24%.

"PT BBS ini untuk mengelola limbah, karena selama ini limbah menjadi penutup tambang yang sudah selesai di tambang. Kami berinovasi disini sehingga limbah yang sudah menjadi penutup tambang ini akan diproses lebih lanjut menjadi komoditas baru yang memiliki nilai tambah," jelas Roy Arman Arfandy, selaku Direktur Utama Harita Nickel dalam acara Public Ekspose, Kamis (27/06).

Sedangkan PT CKM akan memproduksi limestone menjadi quicklime. Dengan kepemilikan PT TBP (Trimegah Bangun Persada) di PT CKM sebesar 40%.

Baca Juga: Trimegah Bangun Persada (NCKL) Bagikan Dividen Rp 1,6 Triliun

Dirut NCKL atau Harita Nickel, Roy Arman Afandy.
"Karena dibutuhkan banyak sekali quicklime, yang diproduksi dengan menggunakan limestone atau batu kapur. Selama ini kita beli di market, kami mencoba inisiatif agar lebih efisien," tambah Roy.

Dirinya juga menambahkan, melalui PT CKM Harita Nickel berharap dapat bisa meningkatkan keuntungan karena bahan baku yang digunakan bisa diproses sendiri.

"Kami berharap ini bisa membantu peningkatan profitabilitas kami karena salah satu bahan baku yang dibutuhkan akan kami produksi dengan cara mengolah limestone," tambahnya.

Sayangnya, terkait besar investasi yang digelontorkan untuk dua perusahaan baru ini, Roy belum bisa memberikan angka pasti.

"Kita masih dalam tahap finalisasi, maka angkanya (investasinya) belum fix. Akan kami update lagi jika sudah ada," tutup Roy. 

Dalam kesempatan yang sama, Harita Nickel juga menegaskan komitmen terkait keberlanjutan. Dari sisi standar tata kelola dan pelaporan,  berbagai standar dan sertifikasi telah dipenuhi dan dalam proses, termasuk salah satunya adalah Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA).

 

IRMA merupakan sebuah standar komprehensif untuk penambangan dan pengolahan mineral yang bertanggung jawab dan didukung oleh berbagai pemangku kepentingan. Untuk ini, Perseroan telah menyelesaikan proses self-assement dan sedang dalam proses audit.

Selain IRMA, Harita Nickel juga telah terdaftar sebagai fasilitas aktif untuk Responsible Minerals Assurance Process (RMAP) oleh Responsible Minerals Initiative (RMI), dan sedang dalam proses audit. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×