Reporter: Ramadhan Sultan | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) pada kuartal I-2021 tumbuh positif. Kenaikan produksi dan harga jual komoditas yang mumpuni menjadi pengerek kinerja perusahaan.
Wakil Direktur Utama ANJT Lucas Kurniawan menjelaskan, harga crude palm oil (CPO) atawa minyak kelapa sawit memang lebih tinggi di tiga bulan pertama tahun ini. Dan hal ini membawa pendapatan perusahaan pun melejit.
Sekedar mengingatkan, pendapatan bersih ANJT melesat 59,51% dari US$ 36,8 juta di kuartal I-2020 menjadi US$ 58,7 juta pada kuartal pertama lalu. Alhasil, perusahaan pun berhasil mencetak laba bersih US$ 3,1 juta di akhir Maret 2021 lalu. Padahal pada kuartal I-2020, ANJT masih alami rugi bersih US$ 1,2 juta.
Karena itu, perusahaan berharap penguatan harga CPO terus berlanjut hingga akhir tahun. Para analis pun masih melihat prospek bullish pada harga CPO di tahun ini.
“Namun ada beberapa faktor risiko yang menjadi perhatian kami, termasuk kenaikan pajak ekspor yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia, kenaikan produksi CPO dan keberlanjutan mandat biodiesel,” jelas Lucas.
Untuk itu, perusahaan pun menerapkan sejumlah strategi guna mempertahankan kinerja positif yang sudah didapat pada awal tahun ini. Pertama, mencapai profil usia kelapa sawit yang seimbang untuk mempercepat pertumbuhan di masa depan seraya mempertahankan profitabilitas dan arus.
Baca Juga: Austindo (ANJT) siap bersaing kualitas edamame dengan Taiwan, China, dan Thailand
Kedua, fokus pada keunggulan operasi dan peningkatan produktivitas melalui inovasi agronomi, teknologi dan transformasi digital, seperti mekanisme dan pengelolaan perkebunan menggunakan GIS serta EMPS.
Ketiga, inovasi untuk mengurangi dampak cuaca ekstrim akibat perubahan iklim, seperti pengomposan, drip fertigasi dan pengelolaan air. Keempat, meningkatkan volume produksi ke tingkat yang berkelanjutan secara komersial dalam 3 tahun ke depan dan memasuki pasar baru untuk segmen bisnis sagu dan sayuran.
Kelima, strategi aliansi untuk produk hilir minyak kelapa sawit. Keenam, mendapatkan nilai premium dari praktik keberlanjutan termasuk pasar karbon, seperti e-traceability, pasar premium dari sertifikat keberlanjutan dan pendanaan karbon dari area konservasi.
“Keunggulan pengoperasian dan peningkatan produktivitas dengan mentransformasi digital,” jelas Lucas.
Sampai akhir Maret 2021, ANJT memiliki 154.600 hektare (ha) cadangan lahan dan 54.700 ha untuk total area tertanam dengan 44.900 ha area menghasilkan dengan profil umur tanaman rata-rata 13,5 tahun dan 9.800 ha untuk area belum menghasilkan.
Selanjutnya: Pengembangan edamame, 3 kementerian kunjungi fasilitas produksi Austindo (ANJT)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News