Reporter: Fitri Nur Arifenie |
JAKARTA. Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) siap memberikan pasokan produksi gas untuk kebutuhan konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG). Beberapa KKKS yang sepakat untuk adalah Pertamina Hulu Energi, Pertamina EP dan Santos.
Direktur Utama Pertamina Hulu Energi, Salis Aprilian memaparkan, PHE menyediakan gas dari PHE Offshore North West Java (ONWJ) dan PHE West Madura Offshore (WMO) masing-masing sebesar 3 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dan 6 mmscfd. Pasokan gas PHE sudah memiliki komitmen dengan pembeli lainnya seperti PT PLN dan Pupuk Kujang Cikampek. Namun PHE masih memiliki gas yang bisa dialokasikan untuk konversi bbm.
"Jumlah alokasi gas untuk konversi BBM sudah mendapatkan persetujuan dari BP Migas dan sudah dilaporkan ke dirjen migas," ungkap Salis, Kamis (2/2).
Meski sudah berkomitmen untuk memasok gas kepada transportasi, Salis meminta ada persyaratan yang harus dipenuhi. Pertama adalah harga gas. Pertamina Hulu Energi meminta harga gas harus mengacu kepada keekonomian pengembangan lapangan baru yakni US$ 7 per mmbtu.
Syarat kedua adalah lokasi lapangan, lokasi titik serah berikut fasilitas yang diperlukan untuk mendukung penjualan gas. Syarat ketiga adalah ketentuan kontrak penjualan gas mengacu kepada kontrak penjualan gas yang berlaku secara umum seperti misalnya spesifikasi gas dan jaminan pembayaran.
Selain PHE, KKKS yang sepakat memasok gas untuk program konversi adalah PT Pertamina EP. Direktur Utama Pertamina EP, Syamsu Alam menuturkan Pertamina akan mengalokasikan gas untuk program konversi gas sebesar 5,1 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Alokasi gas tersebut berasal dari Lapangan Tambun sebesar 4 mmscfd dan Lapangan Cikarang sebesar 1,1 mmscfd.
"Harganya sudah sepakat US$ 4,37 per mmbtu. Pertamina EP sudah siap dan berkomitmen membantu program ini," ucap Syamsu. Menurut dia, gas sudah siap dialirkan dan tinggal menunggu SPBG Mother dan Daughter.
Santos Indonesia Pty Ltd juga berkomitmen di program konversi. Namun, Santos belum mampu memasok tahun ini. Presiden Direktur Santos Marjolijng Wajong menyatakan pasokan gas dari Santos untuk transportasi baru bisa mengalir pada kuartal ketiga 2013.
"Saat ini semua pasokan gas kami sudah ada kontraknya. Kalau untuk transportasi maka kontrak kita dengan pembeli akan terganggu," jelas Marjolijng:
Santos memiliki beberapa lapangan yang sudah beroperasi yakni Maleo, Oyong dan Wortel. Satu lapangan yang belum dieksploitasi adalah Peluang. Gas di lapangan Peluang memiliki potensi produksi sebesar 25-30 bbtud. Namun tidak semua gas dari lapangan tersebut digunakan untuk transportasi. "Masih koordinasi dengan BP Migas berapa besar alokasinya. Mungkin sekitar 5 bbtud untuk transportasi," jelas Marjolijng.
Berbeda dengan ketiga KKKS lainnya, CNOOC SES Ltd tidak memiliki pasokan gas yang bisa dialokasikan untuk kebutuhan transportasi. Wakil Presiden Eksplorasi CNOOC SES Ltd, Perkasa Sinagabariang mengatakan semua kebutuhan gas saat ini untuk PLN sebesar 80 mmbtud. Sedangkan sisanya untuk kebutuhan sendiri. Menurut Perkasa, pihaknya sudah menyampaikan hal ini kepada BP Migas dan Dirjen Migas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News