kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,18   12,88   1.42%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KKP revisi target ekspor perikanan


Rabu, 13 November 2013 / 08:00 WIB
KKP revisi target ekspor perikanan
ILUSTRASI. Haikyu merupakan salah satu serial anime yang akan segera berhenti tayang di Netflix pada bulan ini dari mulai serial hingga filmnya.


Reporter: Handoyo | Editor: Fitri Arifenie

JAKARTA. Krisis ekonomi global yang masih melanda kawasan Eropa dan Amerika membuat Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) harus merevisi target ekspor perikanan. Di awal tahun ini, KKP optimis bisa meraup nilai ekspor sebesar US$ 5 miliar. Memasuki kuartal ke empat tahun ini, KKP menurunkan target ekspor perikanan menjadi hanya US$ 4,5 miliar.


Meski KKP merevisi target ekspor perikanan, jumlah tersebut masih lebih tinggi ketimbang realisasi nilai ekspor perikanan tahun lalu. Realisasi nilai ekspor pada tahun lalu sebesar US$ 3,93 miliar.


"Secara keseluruhan, target menurun karena disesuaikan dengan perekonomian," ujarSaut Parulian Hutagalung, Direktur Jenderal Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perikanan (P2HP).


Saut optimis, target baru tersebut bisa dicapai. Merujuk kepada data KKP, nilai ekspor produk perikanan periode Januari hingga Juli sudah mencapai US$ 2,3 miliar atau sekitar 51,1% dari target.


Sebenarnya, bukan kali ini saja, nilai ekspor produk perikanan meleset dari target yang ditetapkan di awal tahun sehingga harus direvisi. Pada 2012, KKP juga mengoreksi raihan ekspor produk perikanan. Tahun lalu, KKP menargetkan perolehan nilai ekspor produk perikanan mencapai US$ 4,2 miliar. Namun, sampai akhir tahun 2012, realisasinya hanya 93,57% dari target.


Selain karena kondisi perekonomian global, kinerja ekspor perikanan juga tersandung oleh hambatan perdagangan. Negara-negara di Uni Eropa dan Rusia memperketat produk perikanan yang masuk. Padahal pemerintah dan pengusaha sudah berusaha untuk memenuhi syarat pasar seperti mutu dan sertifikasi produk perikanan.


Saut menceritakan, di Rusia, setidaknya ada 2.000 ton udang yang tidak bisa diekspor. "Seperti halnya Uni Eropa, di Rusia, ekspor perikanan yang masuk harus menggunakan bahasa setempat," kata Saut.


Nilai ekspor potensial ekspor produk perikanan Indonesia ke Rusia cukup besar yakni sekitar US$ 45 juta per tahun. Beberapa produk ekspor tersebut antara lain tuna dan minyak ikan. "Kita stop ekspor perikanan ke Rusia sejak Juli lalu," ujar Saut.


Selama ini, Indonesia banyak mengekspor ikan ke negara-negara di Amerika dan Eropa Barat. Tahun lalu, Amerika Serikat dan Uni Eropa menyumbang 63,19% dari seluruh total ekspor. Kemudian, negara-negara di Asia khususnya Asia Tenggara dan Asia Timur merupakan pasar kedua terbesar yakni mencapai 25,93%.


Meski sudah menjajaki pasar baru seperti Timur Tengah, Eropa Timur dan Afrika, belum mampu membantu kinerja ekspor perikanan secara keseluruhan. Sebab, volume ekspor dari pasar baru tersebut masih kecil.


Sementara untuk produk perikanan yang masih menjadi andalan ekspor Indonesia antara lain, udang dan rumput laut. Ekspor udang menyumbang setidaknya 37% sampai 40% dari total ekspor produk perikanan.


Thomas Darmawan, Ketua Asosiasi Pengusaha Pengolahan mengatakan KKP rasional melakukan revisi target ekspor dengan kondisi yang ada saat ini. Apalagi saat ini, harga komoditas perikanan tidak banyak yang menunjukan peningkatan. "Hanya harga udang saja yang mengalami kenaikan, sedangkan yang lain relatif stagnan," kata Thomas.
Untuk komoditas udang, Thomas bilang, meski harga udang tinggi, volume penjualan sulit untuk digenjot karena produksi di dalam negeri terbatas. Tahun ini, KKP menargetkan produksi udang sebesar 608.000 ton. Sampai paruh pertama tahun ini, produksi udang mencapai 302.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×