Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina menyampaikan adanya penurunan konsumsi Pertalite mencapai 13% dalam dua pekan awal pasca penyesuaian harga yang dilakukan per 3 September 2022.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Abra Talattov mengungkapkan, ada beberapa penyebab yang memungkinkan terjadinya penurunan konsumsi pada dua pekan awal tersebut. Menurutnya, pada saat awal penyesuaian harga Pertalite, masyarakat mulai beralih ke produk SPBU lain seperti milik SPBU Vivo.
"Harganya lebih murah sehingga sempat dalam beberapa hari terjadi eksodus dari Pertalite ke produk Vivo walau hanya beberapa hari," ungkap Abra kepada Kontan, belum lama ini.
Baca Juga: Berpotensi Habis Oktober, Kuota BBM Subsidi Belum Ditambah
Selain itu, Abra menilai penyesuaian harga yang terjadi untuk BBM non subsidi khususnya Pertamax justru menimbulkan peralihan konsumsi ke Pertalite.
Kondisi ini terlihat dari antrean di SPBU yang dinilai kian panjang pasca penyesuaian harga. Menurutnya, antrean ini menjadi salah satu sinyal adanya peralihan konsumen yang sebelumnya menggunakan Pertamax dan kini beralih ke Pertalite. Meski terjadi antrean, Abra menilai tingkat konsumsinya tidak setinggi sebelumnya.
Pertamina pun memastikan penurunan konsumsi juga terjadi untuk produk Pertamax dalam dua pekan awal pasca penyesuaian harga. Antrean panjang ini pun juga diduga menjadi penyebab banyak konsumen memilih untuk beralih menggunakan produk SPBU lain atau membeli dari pedagang eceran.
Baca Juga: Pertalite Dirasa Lebih Boros? Simak Cara Mudah Cek Konsumsi Bahan Bakar Kendaraan
Tak hanya itu, langkah pendaftaran program subsidi tepat melalui MyPertamina juga dinilai turut memberi andil pada penurunan konsumsi BBM Subsidi.
"Itu menjadi instrumen pengendalian dalam konsumsi Pertalite. Artinya itu akan meminimalisir penyimpangan pembelian Pertalite yang tidak wajar," pungkas Abra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
