Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon. Salah satu caranya dengan menyiapkan kebijakan program konversi kompor elpiji ke kompor listrik.
"Kita ingin membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia betul-betul komitmen mengurangi emisi karbon. Konversi ini menjadi bukti, Indonesia sampai kepada masyarakatnya juga aware atas keberlangsungan iklim," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo.
Melansir infopublik.id, program konversi kompor ini dilakukan PLN sebagai salah satu upaya mengurangi beban negara atas impor elpiji yang tiap tahun naik.
Apalagi, selama ini terkhusus elpiji tiga kilogram merupakan barang subsidi yang masih dijual bebas, sehingga tidak tepat sasaran dan menjadi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Dia menambahkan, melalui konversi kompor ini, ada tiga manfaat yang bisa dirasakan. Pertama, mengurangi ketergantungan impor elpiji dengan energi berbasis domestik, yaitu listrik. Kedua yakni mengurangi beban APBN yang selama ini untuk mensubsidi elpiji.
Baca Juga: Siap-Siap, Harga Pertamax Akan Naik
Ketiga, langkah konversi kompor itu sejalan dengan misi transisi energi pada KTT G20.
"Dengan menggunakan kompor induksi, maka emisi gas buang yang dihasilkan dari kompor induksi jauh lebih rendah dibandingkan kompor elpiji," jelas Darmawan.
Informasi saja, pada tahun ini, PLN menggarap proyek percontohan konversi kompor elpiji ke kompor listrik di dua kota, yaitu Surakarta dan Bali.
Pada tahap pertama ada 2.000 masyarakat yang akan merasakan manfaat dari program konversi tersebut.
Baca Juga: Warga Dikhawatirkan Migrasi ke Gas Melon, Ini yang Dilakukan Pertamina
Sepanjang 2022, PLN akan menyasar 300.000 pelanggan lagi yang tersebar di beberapa kota dengan harapan angka pengguna kompor listrik bisa mencapai 15,3 juta pelanggan pada tahun 2025.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News