Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Menjelang berlakunya masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015, industri penyiaran harus segera menyiapkan diri. Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Judhariksawan bilang, lembaga penyiaran dituntut memiliki kompetensi, dari profesi penyiaran.
Dengan kompetensi yang memadai, maka industri penyiaran akan mampu memanfaatkan peluang pasar yang terbuka setelah MEA 2015 berlaku. Namun MEA juga akan membuat persaingan antar pelaku profesi insutri media akan terbuka antara negara-negara ASEAN. "Masuknya pekerja asing dalam ranah penyiaran harus disikapi dengan arif dan bijaksana," ujarnya, Selasa (2/9) di Istana Negara jakarta.
Untuk membahas hal itu KPI akan menggelar rapat pimpinan komisionernya. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam meningkatkan kualitas industri media di Indonesia. Selain meningkatkan kualitas pelaku, lembaga penyiaran juga dituntut untuk sehat dan profesional.
Oleh karenanya, diharapkan bisa disusun sebuah roadmap industri penyiaran Indonesia. Dengan road map itu Indonesia diharapkan siap menghadapi persaingan.
Sementara itu, presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai lembaga penyiaran di Indonesia baik televisi maupun media elektronik lainnya harus bisa bersaing bukan hanya dengan ASEAN. Ia membandingkan media masa Indonesia dengan media internasional, seperti CNN, BBC, Aljazeera, Asian Today.
Ia optimistis industri media di Indonesia bisa bersaing dengan media di negara kawasan, apalagi didukung oleh sumberdaya manusia yang kreatif. Menurut SBY dalam lima hingga sepuluh tahun lagi media masa Indonesia sudah bisa bersaing dengan media internasional. "Saya minta jangan kalah, terapkan kemajuan teknologi modern," ujar SBY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News