Sumber: KONTAN | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) akan meminta perusahaan asing penyedia konten siaran seperti HBO, ESPN, dan National Geographic menurunkan harga yang mereka patok. Tujuannya adalah mengurangi pembajakan siaran.
"Kami akan menyampaikan hal tersebut dalam pertemuan dengan CASBAA November nanti," ujar Bimo Nugroho, komisioner KPI kepada KONTAN. CASBAA atau The Cable & Satellite Broadcasting Association of Asia adalah asosiasi para penyedia konten asing yang selama ini memasok siaran untuk kebutuhan berbagai TV berlangganan.
Menurut Bimo meski jumlah penduduk Indonesia besar, pelanggan TV berbayar (pay TV) masih tergolong kecil. "Soalnya pendapatan per kapita kita jauh di bawah beberapa negara tetangga," kata Bimo. KPI menduga hal tersebutlah yang membuat maraknya pembajakan siaran.
"Dari 10 juta penduduk Indonesia yang merupakan segmen pasar pay TV, baru 10%- nya yang berlangganan," ujar Arya Mahendra Sinulingga, Sekretaris Asosiasi Penyelenggara Multimedia Indonesia (APMI). Artinya, di seluruh Indonesia saat ini cuma ada sekitar 1 juta rumah tangga yang sudah menjadi pelanggan TV berbayar.
Walau tidak bisa menyampaikan angka secara pasti, Arya mengatakan, harga siaran konten yang dibayar pay TV di Indonesia kepada para penyedia konten siaran tersebut relatif sama dengan harga yang dibayar negara ASEAN lainnya. Kecuali Singapura dimana harga siaran konten tersebut lebih mahal.
Mahalnya harga konten bukan satu-satunya penyebab rendahnya jumlah pelanggan TV berbayar di Indonesia. Menurut Arya, banyaknya TV terestrial juga membuat banyak orang tak melirik TV berbayar. "Masyarakat Indonesia tak terbiasa menonton pay TV saking banyaknya TV terestrial," ujarnya.
KPI optimistis usulan penurunan harga itu diterima. "Itu semua tergantung lobi," ujar Bimo. Menurutnya, para penyedia konten bisa meraup pasar yang lebih besar jika memberikan harga yang lebih terjangkau di Indonesia. "Penduduk Indonesia yang sangat besar merupakan pasar potensial," kata Bimo, "Apalagi, berdasarkan pantauan KPI, iklan di pay TV saat ini sudah mulai banyak."
Namun Gunawan Suryomurcito, kuasa hukum CASBAA, mengatakan, tampaknya sulit bagi penyedia konten menurunkan harga. Sebab harga jual ke pay TV Indonesia sudah merupakan harga standar yang juga diterapkan di negara lain. Kalau Indonesia diberi harga lebih murah, imbuh Gunawan, pembeli dari negara lain akan protes.
Di Indonesia, sedikitnya ada delapan pay TV nasional. Dua terbesar adalah Indovision dan TELKOMVIsion yang masing-masing memiliki 580.000 dan 235.000 pelanggan. Indovision menargetkan jumlah pelanggannya di akhir tahun ini 750.000. Adapun target TELKOMVision di akhir tahun ini adalah 350.000 pelanggan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













