Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN) memproyeksikan bisnisnya sampai akhir tahun ini belum mampu mencapai target, khususnya di sektor komoditas karet dan kopi. Oleh karena itu perolehan bisnis sampai kuartal-III tahun ini mengalami penurunan, perseroan juga masih membukukan rugi bersih.
Mengulik laporan keuangannya, penjualan bersih tercatat sebanyak Rp 988,86 miliar di kuartal-III 2019 atau turun 3,79% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 1,02 triliun.
Baca Juga: Cerita Kopi Kadiran dari Sumedang yang harumnya hingga mancanegara
Lie Sukiantono Budinarta, Direktur Keuangan PSDN menyebutkan bahwa faktor utama penurunan ini disebabkan kinerja segmen karet remah (crumb rubber) yang belum membaik.
"Sementara untuk kinerja unit usaha Perseroan dalam bidang produksi karet remah (crumb rubber) yang merupakan komoditas utama Perseroan masih belum membaik karena harga komoditas di pasaran internasional masih tertekan akibat terjadinya perang dagang antara Amerika Serikat dan China," terangnya dalam paparan publik perseroan, Kamis (28/11).
Seperti yang diketahui, bisnis karet masih mendominasi perolehan penjualan PSDN sebanyak 58% di kuartal III tahun ini atau senilai Rp 574,32 miliar. Namun penjualan tersebut melemah hingga 13,8% dibandingkan periode yang sama tahun kemarin Rp 666,92 miliar.
Baca Juga: Penjulan kopi dongkrak kinerja Prasidha Aneka Niaga
Lie menyebutkan bahwa PSDN memproyeksikan sampai akhir tahun ini volume penjualan karet remah mencapai 44.400 ton, namun sampai triwulan ketiga tahun ini realisasinya hanya 28.509 ton. "Kami memperkirakan penjualan komoditas karet remah diperkirakan tidak mencapai proyeksi yang dianggarkan," ujarnya.
Oleh karena itu perusahaan enggan menjawab lebih detil terkait proyeksi total penjualan bersih sampai akhir tahun ini, dikarenakan segmen bisnis utamanya berpeluang turun. Sementara itu beban pokok penjualan PSDN sejatinya ikut turun 4,4% year on year (yoy) menjadi Rp 869,22 miliar di sembilan bulan pertama tahun ini.
Sehingga laba kotor perusahaan ada kenaikan, meski hanya 1% yoy menjadi Rp 119,64 miliar di triwulan ketiga tahun ini. Namun pos beban lainnya masih cenderung tinggi, khususnya beban pajak perusahaan yang mengganjal PSDN memperoleh laba bersih positif.
Baca Juga: Kerugian Prasidha Aneka Niaga (PSDN) mengecil di semester I 2019
Alhasil perseroan masih membukukan rugi bersih Rp 28,61 miliar sampai akhir September 2019, dimana perolehan ini mengalami penyusutan 27,6% dibandingkan rugi bersih periode yang sama tahun kemarin Rp 37,38 miliar. Lie bilang manajemen akan terus melakukan upaya efisiensi agar dapat menekan kerugian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News