Reporter: Muhammad Julian | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) mengumumkan pencapaian kinerja ESG-nya. Dalam siaran persnya Kamis (18/1), Manajemen Pertamina menyebutkan bahwa realisasi reduksi emisi scope 1 & 2 Pertamina mencapai 124% dari target yang ditetapkan pada tahun 2023.
Capaian lainnya, Pertamina juga mengklaim telah melakukan dekarbonisasi sebesar 1,13 juta ton C02e dari target 910.000 ton CO2e. Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko, mengatakan bahwa Penurunan emisi tersebut dicapai sepanjang tahun 2023 yang berasal dari proses operasional di internal Pertamina Group.
Selain itu, penjualan produk biodiesel B35 diyakini manajemen juga telah berhasil menurunkan emisi sekitar 28 juta ton COE per tahunnya.
Baca Juga: Perusahaan Niaga Migas Masih Rajin Tambah SPBU pada 2024
“Capaian ESG 2023 juga ditandai dengan kenaikan peringkat ESG Pertamina, mendudukan Pertamina pada posisi pertama pada subsektor Minyak dan Gas Terintegrasi dari 61 perusahaan dunia, berdasarkan peringkat dari lembaga ESG Rating Sustainalytics. ESG skor Pertamina pada akhir 2023 naik menjadi 20,7 (Medium Risk) dari sebelumnya 22,1. Skor Sustainalytics yang lebih rendah ini mencerminkan tingkat risiko yang lebih baik,“ ujar Fadjar dalam keterangan tertulis Kamis (18/1).
Capaian-capaian ini, berdasarkan evaluasi manajemen, diperoleh melalui dua pilar: dekarbonisasi emisi dari aktivitas bisnis dan membangun bisnis hijau yang menghasilkan energi bersih dan ramah lingkungan.
Fadjar bilang, Pertamina mengimplementasikan teknologi Carbon Capture Storage (CCS)/Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) dengan melakukan injeksi perdana C02 di Lapangan Pertamina EP Jatibarang Field, Indramayu, Jawa Barat serta Lapangan Sukowati Bojonegoro, Jawa Timur. Potensi dekarbonisasi juga tersebar di beberapa lapangan migas lainnya, yang saat ini tengah dalam tahap studi.
Selain menyasar scope 1 & 2 saja, Pertamina, lanjut Fadjar, juga berupaya mereduksi emisi pada scope 3. Caranya yakni dengan menyalurkan B35 di 119 lokasi TBBM di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Jadi Sumber Energi Bersih, Pemerintah Temukan Potensi Hidrogen Alami di Sulawesi
Selanjutnya, Pertamina juga mengoperasikan infrastruktur hilir kendaraan listrik berupa stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) atau battery swapping station (BSS) yang terletak di 25 lokasi di Jabodetabek.
Langkah lainnya, Pertamina mengenalkan pemanfaatan energi transisi kepada masyarakat lewat program energi bersih berbasis desa pada Program Desa Energi Berdikari (DEB). Singkatnya, Lewat DEB, masyarakat desa dapat menggunakan energi bersih sebagai sumber penggerak aktivitas desanya.
Tujuannya, program DEB dapat meningkatkan efisiensi energi, menggerakkan perekonomian desa, bahkan mengurangi emisi.
“Hingga akhir 2023, Pertamina telah mengembangkan sebanyak 85 DEB di seluruh Indonesia,” kata Fadjar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News