Reporter: Amailia Putri Hasniawati |
JAKARTA. Tak biasanya, lelang limbah tebu atau yang lazim disebut tetes (molasses) yang digelar oleh PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN), Senin (29/3), sepi peminat. Penyebabnya adalah karena KPBN menaikkan harga patokan atau price idea (PI) dari US$ 140 per ton minggu lalu menjadi US$ 145 per ton pada lelang kemarin.
Manajer Pemasaran Karet dan Tetes PT KPBN Sobandi Argadipraja menjelaskan, KPBN menaikkan harga tetes itu karena penggunaan tetes di dunia internasional sebagai bahan bahan baku etanol yang merupakan energi alternatif pengganti bahan bakar minyak sedang marak.
Misalnya saja, Brazil sedang meningkatkan produksi etanolnya dan India juga memprioritaskan tetesnya untuk keperluan dalam negeri. Sementara itu, China, Pakistan, Banglades, dan Filipina juga meningkatkan pengolahan tetesnya menjadi gasohol dan etanol yang juga digunakan sebagai bahan bakar penganti minyak bumi.
Thailand yang notabene merupakan eksportir gula terbesar dunia hanya mengapalkan 500.000 ton tetes pada tahun lalu, turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 790.000 ton. Namun, kabarnya, tahun 2010 ini. Negeri Gajah Putih itu akan meningkatkan ekspor tetes tebunya pada kisaran 948.000 ton.
Secara keseluruhan, Sobandi menghitung, pasokan tetes masih akan minim. “Oleh karena itu, diperkirakan harga tetes ini kecenderungannya akan stabil di kisaran US$ 145 per ton,” papar Sobandi, Senin (29/3). Namun, ternyata, kenaikan harga patokan tersebut membuat dagangan KPBN tidak diminati peserta lelang.
Dalam lelang tetes kemarin, hanya terdapat tiga perusahaan yang berpartisipasi, dari total 22 perusahaan terdaftar. Ketiga perusahaan itu adalah PT Aman Jaya Perdana, CV Wahyutama Agrindo, dan CV Rizki Jaya Abadi. Namun, pada sesi penawaran terakhir hanya dipilih dua penawar tertinggi, yaitu PT Aman Jaya Perdana dan CV Wahyutama Agrindo.
Lelang kemarin menawarkan 10.000 ton tetes tebu yang berasal dari dua pabrik gula milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII di Lampung. Kedua pabrik gula tersebut adalah PG Bunga Mayang dan PG Cinta Manis yang masing-masing menawarkan 5.000 ton tetes.
Harga patokan US$ 145 per ton berlaku untuk tetes milik PG Bunga Mayang dan US$ 135 per ton untuk PG Cinta Manis. Namun, kedua penawar tertinggi tersebut masih menawar di bawah level price idea. PT Aman Jaya Perdana hanya bertahan di tawaran US$ 142 per ton untuk tetes PG Bunga Mayang dan US$ 131 per ton untuk tetes PG Cinta Manis. Sedangkan PT Wahyutama Agrindo menawar US$ 141,85 per ton untuk tetes PG Bunga Mayang dan US$ 131,15 untuk tetes PG Cinta Manis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News