Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Produksi minyak dalam negeri terancam gagal mencapai target APBN-P pada tahun ini. Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi mengatakan memang terjadi perlambatan produksi minyak dalam negeri terutama karena produksi Banyu Urip dari Blok Cepu terlambat mencapai puncak produksi pada tahun 2015 ini.
Berdasarkan data SKK Migas, realisasi lifting minyak dari Desember 2014 hingga 27 November 2015 baru mencapai 777,7 million barel oil per day (MBOPD) atau baru mencapai 94,3% dari target APBN-P lifting minyak sebesar 825 MBOPD.
Realisasi lifting gas 6.597 mmscfd atau mencapai 96,5% dari target APBN-P realisasi lifting gas 6.835 mmscfd. Sehingga realisasi lifting minyak dan gas hingga November 2015 hanya mencapai 1.956 MBOEPD atau mencapai 95,6% dari target APBN-P.
Pengendalian atas cost recovery sesuai target APBN-P 2015 sebesar US$ 14 miliar. Realisasi hingga 27 November 2015 US$ 14,1 miliar. Sementara realisasi penerimaan negara sesuai target APBN-P 2015 baru mencapai US$ 13,22 miliar dari target APBN-P 2015 14,99 miliar.
Sementara untuk tahun depan, Amien lebih optimis produksi minyak di dalam negeri bisa lebih baik. Menurut hitung-hitungannya, produksi minyak tahun depan bisa menyentuh angka 823 MBOPD.
"Ini angka estimasinya, karena final proses WP&B baru selesai pada Jumat ini (4/12). Setelah Jumat selesai, baru bisa ketemu estimasi lifting dan penerimaan migas," kata Amien setelah Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII pada Senin (30/11).
Amien optimis angka produksi minyak dalam negeri tersebut bisa tercapai terutama karena produksi minyak dari Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu sudah bisa mencapai titik optimal produksi pada tahun depan. Menurutnya, produksi puncak Lapangan Banyu Urip bisa terjadi pada akhir Desember 2015.
"Pertengahan Desember Central Production Facility (CPF) akan mulai startup, sehingga produksi bisa naik pelan-pelan sampai 130.000 barel per hari (bph),"kata Amien.
Namun Amien masih ragu apakah produksi 130.000 BPH bisa tercapai pada akhir Desember. Menurutnya, bisa saja produksi optimal baru bisa terjadi pada pertengahan Janurai 2016. Hal tersebut lantaran proses peningkatan produksi hingga mencapai produksi maksimal dan stabil membutuhkan waktu sekitar dua hingga tiga minggu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News