Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Link Net Tbk (LINK) menyiapkan belanja modal Rp 2,2 triliun di 2023 untuk memperluas jaringannya di Indonesia. Di tahun depan LINK membidik jumlah home pass menjadi 3,4 juta dari yang saat ini sekitar 3 juta per Juli 2022.
Home pass adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan jumlah rumah yang telah dilewati oleh jalur jaringan kabel serat optik.
President Director & CEO Link Net Marlo Budiman memaparkan, ekspansi di tahun depan menargetkan penambahan jaringan ke 350.000 rumah.
“Dengan penambahan tersebut total home pass dari periode tahun ini dan tahun depan akan mencapai 3,4 juta,” jelasnya dalam paparan publik secara virtual, Senin (14/11).
Baca Juga: Wujudkan NZE, Gunung Raja Paksi (GGRP) Bekerjasama dengan FFI dan Kadin
Rencana perluasan jaringan ini, diakui Marlo akan menyasar kota-kota lain di dalam Pulau Jawa maupun luar Jawa misalnya saja ke Sumatera. Di Sumatera, kota-kota potensial yang akan dibidik Link Net ialah ke Palembang, Pekanbaru, Bandar Lampung, dan Jambi.
Saat ini dari 3 juta home pass yang sudah ada telah tersebar di 27 kota di Indonesia. Dari jumlah itu, LINK sudah hadir di 24 kota di Pulau Jawa dan 3 kota sisanya di Batam, Bali, dan Medan.
Sampai dengan Juli 2022, jumlah pelanggan First Media di segmen business to costumer (B2C) atau residensial mencapai 830.000 pelanggan. Sedangkan untuk jumlah pelanggan korporasi hampir mencapai 3.000 pelanggan.
Agenda bisnis Link Net juga akan semakin semarak dengan masuknya Axiata Investments Sdn Bhd dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) sebagai pemegang saham LINK.
Marlo mengakui, sinergi antara Link Net dan XL Axiata akan semakin kuat. Belum lama ini, pihaknya telah meluncurkan program atau produk kuota bersama dengan jargon juara internet di dalam dan di luar rumah.
“Ini merupakan satu-satunya produk konvergensi di Indonesia yang dimulai pertama kali oleh Link Net dan XL Axiata,” jelasnya.
Produk konvergensi yang akan ditawarkan Link Net ialah fix broadband, TV berbayar, dan mobile wireless coverage yang disediakan oleh XL Axiata.
Lewat aksi kolaborasi ini, Link Net dapat menjawab kebutuhan pasar ke depannya karena calon pelanggan tidak perlu repot untuk mendaftar langganan ke dua perusahaan yang berbeda.
Marlo mengakui, saat ini, LINK juga sedang menjajaki sinergi korporasi bersama XL Axiata utamanya dari segi konten dan bandwith.
“Mengenai rencana kolaborasi produk dari segi enterprise sedang dalam penjajakan dan dalam waktu dekat harapannya sebelum akhir tahun dapat kami luncurkan,” terangnya.
Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) Yakin Bisa Raih Kontrak Baru Rp 25 Triliun Hingga Akhir 2022
Chief Financial Officer (CFO) LINK, Johannes memaparkan di tahun ini Link Net menganggarkan belanja modal senilai Rp 3,1 triliun. Capex tersebut sudah terserap hampir 80% sampai dengan September 2022.
“Di tahun depan belanja modal yang disiapkan senilai Rp 2,2 triliun untuk pengembangan perluasan jaringan dan pengembangan bisnis yang akan merambah ke kota-kota baru,” jelasnya dalam kesempatan yang sama.
Dengan agenda bisnis yang sudah direncanakan di tahun depan, Johannes menyatakan, Link Net akan mencapai pertumbuhan single digit dengan target pendapatan Rp 4,7 triliun di 2023. Sedangkan proyeksi pendapatan yang akan diraih di sepanjang tahun ini senilai Rp 4,4 triliun.
Melansir laporan keuangan di semester I 2022, LINK mencatatkan pendapatan senilai Rp 2,1 triliun. Kontribusi dari segmen broadband internet dan jaringan senilai Rp 1 triliun, diikuti segmen televisi kabel Rp 996,72 miliar, dan segmen lain-lain senilai Rp 107,09 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News