Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. Lion Energy Limited telah menuntaskan studi seismik 2D di Block South A, Sumatra Utara. Ini adalah bagian dari proses mencari sumber minyak dan gas (migas). Pasca proses ini, perusahaan yang tercatat di bursa Australia ini masuk tahap memproses temuan data yang memakan akan waktu antara dua hingga tiga bulan.
Tahap pemrosesan data bertujuan menyeleksi titik pengeboran yang berprospek terbaik. Lion Energy menargetkan pengeboran shallow oil di akhir 2014 dan pengeboran deeper gas pada 2015. Pengeboran akan dilakukan oleh Renco Elang Energy Pte. Ltd. Kim Morrison, Chief Executive Officer Lion Energy Limited bilang, jika pengeboran berhasil menemukan migas, setahun atau dua tahun berikutnya perusahaan bisa mulai memproduksi migas.
Studi seismik 2D ini menelan dana US$ 3,8 juta. Sebanyak US$1,9 juta menjadi tanggungan Lion Energy. Sisanya ditanggung perusahaan lain yang tergabung dalam joint venture. Sejauh ini, perusahaan mengaku sudah menghabiskan anggaran sebesar US$ 5 juta "Ini tidak termasuk signature bonus yang kami bayarkan ke pemerintah Indonesia," tegas Morrison, beberapa waktu lalu.
Lion Energy rela menggelontorkan dana jumbo karena menakar, selain kaya migas, South Block A juga memiliki letak strategis. Blok ini dilewati jalur pipa gas Arun-Belawan yang sedang dibangun oleh anak usaha Pertamina, PT Pertagas.
Jalur pipa gas ini mampu menyalurkan 400 million standard cubic feet (mmscfd). Kata Morrison, masih ada kapasitas 200 mmscfd yang belum terpakai. "Jadi kami bisa ikut memanfaatkan jalur pipa open access itu nanti," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News