kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lonjakan harga CPO dan TBS jadi katalis positif bagi Cisadane Sawit Raya (CSRA)


Minggu, 14 November 2021 / 16:11 WIB
Lonjakan harga CPO dan TBS jadi katalis positif bagi Cisadane Sawit Raya (CSRA)
ILUSTRASI. Pabrik kelapa sawit PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA)


Reporter: Vina Elvira | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) di tahun ini terdorong oleh kenaikan harga jual crude palm oil (CPO) dan tandan buah segar (TBS) yang sangat signifikan. 

Penguatan harga jual yang terjadi pada CPO dan TBS membuat manajemen CSRA berani membidik target bisnis yang positif di tahun 2021 ini.

Direktur Keuangan & Pengembangan Strategis CSRA Seman Sendjaja menyatakan, penjualan dan laba sebelah pajak Cisadane Sawit Raya diproyeksikan angkanya bisa mendekati Rp 900 miliar dan Rp 250 miliar di akhir tahun nanti. 

Kinerja positif CSRA sebenarnya sudah terpancar dari hasil kinerja perusahaan hingga kuartal III-2021. Berdasarkan laporan keuangan, penjaualan neto CSRA tercatat tumbuh 44,72% menjadi Rp 653,03 miliar, dari Rp 451,24 miliar pada kuartal yang sama tahun lalu. 

Baca Juga: Harga CPO rekor terus, simak rekomendasi saham emiten CPO

Sementara itu, dari sisi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih ikut terkerek 179,19% menjadi Rp 178,73 miliar. Padahal pada periode yang sama di tahun lalu hanya mencapai Rp 64,01 miliar. 

"Katalis paling utama atas kenaikan penjualan dan keuntungan di kuartal ketiga tahun 2021 ini adalah kenaikan harga jual CPO dan TBS yang sangat signifikan," ujar Seman saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (12/11). 

Dia menambahkan, rata-rata harga jual CPO CSRA year to date (ytd) pertumbuhannya hampir mencapai 50%. Di mana, pada awal tahun 2021 berada di level harga 9,000 per kg dan saat ini sudah mencapai Rp 14,000 per kg. 

Sebelumnya, perusahaan ini akan melanjutkan sejumlah proyek yang sempat tertunda di tahun lalu. Di antaranya pembangunan pabrik kelapa sawit (PKS) II dan penanaman di landbank di Sumatera Selatan. 

Seman bilang, progres pembangunan PKS tersebut baru berjalan sekitar 10% karena masih terbatas pada persiapan cut & fill lahan. Namun sayang, ia tidak membeberkan lebih detail kapan target perampungan pabrik anyarnya itu. 

Sedangkan proyek pembukaan lahan baru di Sumatera Selatan, disebut Seman sudah berjalan sekitar 20% dari total sisa landbank yang ada.  "Nilai capital expenditure (capex) yang sudah dikeluarkan sampai September 2021 sekitar Rp 52 miliar," ujarnya. 

Sampai akhir tahun kemungkinan nilai capex yang diserap CSRA sekitar Rp 75 miliar. 

 

Selanjutnya: Laba Cisadane Sawit Raya (CSRA) melejit 179,19% di kuartal III-2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×