kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Luas kebun lada susut 0,75% per tahun


Sabtu, 12 November 2016 / 13:13 WIB
Luas kebun lada susut 0,75% per tahun


Reporter: Noverius Laoli, Tri Sulistiowati | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Perhatian pemerintah untuk mengembangkan komoditas jenis rempah-rempah semakin menurun. Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Perdagangan (Kemdag), luas areal lada di Indonesia mengalami penurunan rata-rata 0,75% per tahun sejak 2010–2014. Pada tahun 2014 luas areal komoditas lada Indonesia sebesar 178.945 Hektare (ha).

Tjahya Widayanti, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) menjelaskan penurunan lahan lada disebabkan oleh kekeringan, serangan penyakit, dan konversi areal lada untuk pertambangan.

"Selain lahan yang semakin menyempit, rendahnya produktivitas tanaman lada juga menjadi penyebab penurunan," ujar dia, Jumat (11/11). 

Ia menjelaskan, produktivitas lada  di Indonesia mencapai 782  kilogram (kg)  per ha. Rendahnya produktivitas ini merupakan akibat serangan hama dan penyakit yang intens. Faktor lainnya seperti   petani belum menggunakan bibit unggul, tingkat pemeliharaan yang kurang, dan permodalan petani yang lemah. 

Hasil produksi lada sepanjang tahun 2014 hanya 89.620 ton. Karena itu, pemerintah menargetkan produksi lada pada tahun ini mencapai 94.000 dan 95.000 ton untuk tahun depan.

Untuk mencapai target produksi itu, sejak 2015 pemerintah meluncurkan program intensifikasi produksi dan produktivitas tanaman lada melalui penerapan teknologi budidaya. Beberapa teknologi yang diaplikasikan seperti teknologi pemberian hormon zat pengatur tumbuh, teknologi pemupukan, dan teknologi penggunaan tiang rambat. 

Dwi Andreas Santosa, Guru Besar Pertanian IPB mengatakan pemerintah harus kembali melakukan peremajaan terhadap tanaman rempah-rempah termasuk lada. Pasalnya, banyak jenis tanaman rempah-rempah ini tidak lagi diperhatikan pemerintah sehingga banyak yang uzur dan tingkat produktivitasnya pun merosot. 

Ia bilang, Indonesia memiliki keunggulan komparatif di tanah, dan pasar internasional butuh rempah-rempah. "Maka sangat disayangkan kalau pemerintah tidak fokus mengejar ketertinggalan kita dari negara lain," ujar Dwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×