Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Swedia, Lundin Petroleum akan menjual kepemilikannya pada dua blok eksplorasinya di Laut Natuna. Rencana itu dilakukan perusahaan ini setelah gagal menemukan cadangan migas saat melakukan kegiatan pengeboran di beberapa sumur.
Dalam keterangan tertulisnya, Jumat (6/8), President and CEO Lundin Petroleum, C. Ashley Heppenstall, menyatakan, perusahaannya sudah mengebor dua sumur di Blok Baronang, yaitu Lapangan Boni-1 dan Balqis-1 tetapi tidak menemukan cadangan migas di sana alias dry hole.
Sementara itu, Lundin belum melakukan pengeboran satu sumur pun di Blok Cakalang yang terletak di samping Blok Baronang. Alhasil, perusahaan ini berniat melepaskan saham pada Blok Baronang dan Cakalang.
Lundin menjadi operator di Blok Baronang dan Cakalang dengan kepemilikan saham masing-masing 85% saham dan 90% saham. Sisanya dimiliki oleh perusahaan migas asal Australia bernama Nido Petroleum Limited yang memiliki 15% saham Blok Baronang dan 10% saham Blok Cakalang.
Blok Baronang terletak di Cekungan West Natuna dengan kedalaman 80 meter dan luas 282.500 hektare (ha). Sementara Blok Cakalang terletak persis di sebelahnya dengan luas 337.200 ha.
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Direktorat Jenderal Migas, Naryanto Wagimin, mengaku belum mendapatkan informasi terkait dengan rencana Lundin Petroleum melepas saham pada dua blok tersebut.
"Biasanya laporannya ke Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dulu, setelahnya baru melapor ke Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)," ungkap Nuryanto kepada KONTAN, Minggu (10/8).
Kepala Sub Bagian Komunikasi dan Protokol Bagian Humas SKK Migas Zuldadi Rafdi juga menyatakan belum mendapatkan kabar soal rencana Lundin tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News