Reporter: Venny Suryanto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mahkota Group Tbk (MGRO) berharap tren permintaan global yang sedang menurun hanya berlangsung sementara. Hal ini seiring dengan mulai normalnya ekonomi China pasca pandemi Covid-19 serta kemungkinan pasokan ketat atas minyak nabati lainnya. Dengan demikian perseroan tetap optimis membidik kontribusi penjualan pasar ekspor bisa capai 50% di sepanjang tahun 2023.
Sekretaris Perusahaan Mahkota Group, Elvi mengemukakan cuaca ekstrem dan konflik perang di beberapa negara penghasil minyak nabati (kedelai, bunga matahari dan sebagainya) akan berpengaruh signifikan pada volume produksi. Sehingga pasar akan mencari komoditas subsitusi yang lebih murah seperti crude palm oil (CPO).
“Adapun harga jual CPO global yang meningkat disertai dengan pengaturan distribusi pasar lokal dan ekspor tentunya dapat meningkatkan pendapatan semua stakeholder yang berhubungan dengan bisnis pengolahan kelapa sawit,” ungkap Elvi saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (9/2).
Sementara untuk menggenjot penjualan dan permintaan CPO dalam negeri maupun ekspor, Elvi mengatakan pemerintah sudah memulai program B35 serta rencana revisi kebijakan rasio ekspor yang diharapkan dapat membantu meningkatkan pasar domestik menjelang lebaran.
Baca Juga: Sampoerna Agro (SGRO) Masih Fokus Menjual CPO di Pasar Domestik
“Untuk pasar ekspor, perubahan kebijakan pada bea keluar akan cukup membantu para eksportir,” harapnya.
Dari sisi target, tahun 2023 MGRO menargetkan total produksi seluruh produk CPO dan turunannya adalah 1.4 juta ton (1.458.986 ton) atau ada kenaikan dari target tahun sebelumnya sebesar sebesar 29,4%. Di 2022 total target produksi MGRO atas seluruh produk turunan kelapa sawit sebesar 1,12 juta ton (1.127.022 ton).
Perseroan pun menargetkan 50% dari total penjualan di tahun 2023 adalah pasar ekspor.
Sebagai catatan tambahan, sampai dengan September 2022, MGRO mencatat pendapatan Rp 5,61 triliun. Jumlah itu naik 17,8% dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 4,76 triliun.
Kenaikan ini ditopang dari penjualan ke pihak ketiga produk minyak sawit mentah dan turunannya yang senilai Rp 4,69 triliun atau tumbuh 11,77% secara tahunan dari sebelumnya Rp 4,19 triliun.
Baca Juga: Laba Bersih Unilever (UNVR) Turun 6,78%, Ini Penyebabnya
Kemudian diikuti penjualan inti sawit dan turunannya senilai Rp 506,18 miliar, cangkang Rp 66,08 miliar, abu janjang Rp 4,89 miliar, dan penjualan lain-lain Rp 66,35 miliar. Jika ditotal, penjualan barang ke pihak ketiga senilai Rp 5,33 triliun atau naik 16,84%.
Namun hingga kuartal III-2022, kenaikan pendapatan ini tidak diikuti dengan naiknya laba bersih. MGRO mencatatkan rugi bersih periode berjalan senilai Rp 62,077 miliar dari yang sebelumnya untung Rp 57,22 miliar di akhir kuartal III- 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News